Terkait Pilkada, Mbah Muchit Dukung Penyatuan Suara Politik NU
Senin, 4 Januari 2010 | 02:46 WIB
Keputusan Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Jember untuk terlibat langsung dalam perhelatan pemilihan bupati (pilbup) Juli mendatang, disambut baik oleh Mustasyar PBNU, KH Muchit Muzadi. Menurutnya, keputusan tersebut sudah tepat, mengingat potensi politik NU cukup besar.
“Massa NU cukup besar, sehingga jangan berdiam diri. Harus mengambil peran sendiri dalam proses politik yang terjadi,” tukas Mbah Muchit, sapaan akrabnya, di rumahnya Jember, Ahad (3/12) kemarin.<>
Mbah Muchit menambahkan, keterlibatan NU dalam politik dengan menyatukan suara warga NU sangat penting bagi NU sendiri, terutama untuk menghidari terpecah belahnya simpul-simpul NU. Selain itu, jika NU satu suara, kemungkinan untuk menang dalam mendukung atau mengusung jago, sangt besar.
“Karena itu, harus disepakati siapa yang akan didukung NU. Harus satu calon pasangan,” kata salah seorang perumus kembalinya NU ke Khittah 1926 ini.
Kakak kandung KH Hasyim Muzadi itu menambahkan, sebagai organisasi besar, sudah pasti NU menjadi incaran banyak pihak. Bahkan mungkin tak sedikit juga yang nanti mengklaim dan mengatasnamakan NU untuk mendukung calon tertentu. Intinya, mereka hanya ingin menjadikan NU sebagai kendaraan politik. “Maka dengan penyatuan suara itu, semua itu bisa dihindari,” ungkapnya.
Keputusan pelibatan NU dalam Pilkada tidak melanggar Khittah. Dijelaskan Mbah Muchit, Khittah NU itu tidak berari netral senetral-netralnya. Khittah itu artinya NU harus mandiri, bisa memutuskan sikap sendiri dan dapat mengambil peran sendiri. “Banyak orang yang menyalah artikan khittah, dengan melarang NU berpolitik. Padahal melarang NU berpolitik, itu juga politis,” terangnnya.
Seperti diwartakan, belum lama ini PCNU Jember menyatakan akan terlibat langsung dalam Pilkada Juli mendatang. Caranya dengan mendukung atau bahkan mengusung pasangan Bupati-Wakil Bupati. Dukungan itu akan melibatkan PCNU, Banom NU, Lembaga, MWC dan Ranting NU. Pernyatan itu dikeluarkan setelah PCNU menggelar pertemuan dengan semua Banom NU. (ary)