Jakarta, NU Online
Rais Syuriyah PBNU KH Ma’ruf Amin meminta agar rencana pengiriman mahasiswa oleh PBNU ke negara Iran ditinjau kembali. Dikhawatirkan selama kuliah di Iran, mereka berubah akidahnya.
“Iran kan daerah yang secara akidah tidak sesuai dengan kita. Dikuatirkan anak kita nanti justru cara berfikirnya berlawanan. Kan jadi kasihan kitanya, kasihan anaknya,” tandasnya seusai rapat rutin mingguan syuriyah, Kamis (30/6).
<>Sebelumnya pemerintah Iran melalui kedubesnya di Jakarta menawarkan sejumlah beasiswa untuk belajar S2 ke Biro Urusan Kerjasama Beasiswa Timur Tengah PBNU. Sejumlah calon juga telah menyatakan minatnya untuk belajar di negeri Mullah tersebut, bahkan sudah diadakan sosialisasi terhadap para calon mahasiswa tersebut.
Dikatakannya bahwa PBNU sangat membutuhkan tenaga terdidik. SDM ini diharapkan dapat mengembangkan NU dimasa depan. Akan tetapi ditekankannya bahwa jika bersekolah di luar negeri, sebaiknya ke negara-negara yang memiliki akidah yang sama.
Ketua Dewan Syariah Nasinal MUI tersebut juga kurang setuju jika belajar masalah agama ke negara Barat karena perbedaan latar belakang sehingga akhirnya yang dihasilkan adalah orang yang berfikiran liberal.
“Kalau belajar tentang teknologi, permesinan, dan teknis tentu ke Negara maju. Tetapi kalau tentang pemikiran Islam ya ke Timur Tengah seperti di Mesir. Sumber Ilmu keislamab di sana,” tandasnya.(mkf)