Warta

Solidaritas Kota-Desa Jadi Kata Kunci

Rabu, 14 November 2007 | 23:36 WIB

Jakarta, NU Online
Hari Pangan Sedunia 16 Oktober akan diperingati secara Nasional di Pasar Tani, pelataran Monumen Nasional (Monas) Jakarta pada 17 November 2007 mendatang. Peringatan itu dilakukan bersama oleh organisasi-organisasi pertanian di Indonesia yang tergabung dalam Aliansi Peduli Pangan.

Isu terpenting yang akan diangkat dalam peringatan itu adalah soal solidaritas desa-kota. Kebutuhan bahan pangan di perkotaan mestinya didatangkan dari desa, namun di tengah derasnya arus urbanisasi masyarakat kota sering tidak peduli dengan dari mana bahan-bahan makanan itu didatangkan.

<>

"Sebagian besar masyarakat kota tidak peduli bagaimana bahan itu diproduksi, siapa yang memproduksi dan seperti apa nasib para produsen pangan," kata Koordinator Aliansi Peduli Pangan Dwi Astuti dalam rilis pers yang dikirimkan ke NU Online, Rabu (14/1).

Urusan pangan merupakan kepentingan tanggung jawab bersama antara penduduk kota dan desa atau antara konsumen pangan dan petani.

Menurut Dwi Astuti, kondisi kebersamaan yang tidak dibangun menyebabkan konsumen di perkotaan semakin tidak peduli terhadap produktivitas pangan di dalam negeri. Sementara itu promosi besar-besaran serta keunggulan dalam hal penampilan, rasa dan harga menyebabkan aneka pangan impor digandrungi warga kota.

Kondisi itu, lanjutnya, diperparah dengan meningkatnya para pemburu keuntungan yang menjadikan pangan sebagai barang dagangan. Kebutuhan pangan yang sehat dan bergizi semakin tidak mendapatkan perhatian.

"Pada masa lalu, hubungan antara petani produsen dan konsumen dilakukan langsung atau cukup dekat melalui pasar tradisional. Hubungan semacam itu mendorong masing-masing bertanggungjawab; produsen menghasilkan aneka pangan bergizi, sehat dan dalam jumlah yang cukup, sedangkan konsumen menghargai produk petani dengan harga yang layak agar lingkungan pertanian bisa lestari," katanya. (nam)


Terkait