Tragedi penyerangan kapal Mavi Marmara, membuat miris banyak kalangan dari berbagai jenis usia. Termasuk anaki-anak yang baru belajar di Madrasah Ibtidaiyah (MI) pun turut merasakannya.
Ratusan siswa MI di Pebatan, Brebes, Jawa Tengah, Selasa (1/6) ikut membakar bendera Israel sebagai bentuk protes terhadap aksi penyerangan kapal yang membawa bantuan kemanuasiaan itu.<>
Mereka juga melaksanakan shalat ghaib di halaman sekolah disaat jam istirahat belajar. Sedikitnya 100 siswa dan guru mengikuti shalat gaib untuk mendokaan arwah para relawan kemanusiaan yang diserang tentara Israel.
Doa bersama dipimpin salah seorang guru. Sejumlah anak kemudian secara bergantian membacakan puisi yang dipersembahkan kepada para pejuang kemanusiaan tersebut.
"Kami berdoa agar para relawan bisa diterima disisi-Nya," ujar Umaroh, siswa kelas VI MI Syuriyah Pebatan. Dia mengaku kesal dengan tindakan tentara Israel itu. Sebab, serangan yang dilakukan menyebabkan bantuan kemanusian terhambat. Padalah, bantuan itu juga ditujukan bagi anak-anak di Palestina.
Sementara Kepala MI Syuriyah Pebatan, Dian Rahmawati Mardillah SAg mengatakan, kegiatan shalat ghaib yang dilakukan siswa merupakan bentuk solidaritas dan keprihatinan terhadap warga Palestina.
Selain itu, ikut bela sungkawa kepada para relawan yang menjadi korban penyerangan tentara Israel. Sebab, penyerangan itu berakibat vatal. Bantuan kemanusian yang disalurkan menjadi terhambat. "Sementara, sebagian bantuan itu juga ditujukan untuk anak-anak Palestina," katanya.
"Melalui kegiatan ini, kami juga ingin memberikan pendidikan solidaritas bagi sesama umat muslim," ujar Dian.
Kegiatan sholat ghaib dan doa bersama diikuti lebih dari 100 siswa, mereka berasal dari kelas IV hingga VI. Meski demikian, kegiatan belajar mengajar siswa tidak terganggu karena dilaksanakan saat jam istirahat sekolah. (was)