Jakarta, NU Online
Wakil Rois Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) HM Tolchah Hassan mengatakan, sikap "mufaroqoh" yang ditunjukkan oleh mantan Ketua Umum PBNU KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) dan sejumlah kyai lainnya merupakan hak individu warga NU. "’Mufaroqoh’ itu adalah hak individu dan hal itu ada di dalam aturan NU," katanya kepada NU Online,dalam kesempatan wawancara beberapa waktu lalu.
’Mufaroqoh’, katanya, berarti melepaskan diri dari perdebatan yang terjadi. Dengan demikian, lanjutnya, artinya Gus Dur telah mengambil sikap melepaskan diri dari ucapan dan kebijakan pengurus organisasi. "Dulu ketika Muktamar NU di Yogyakarta juga ada yang mengambil sikap ’mufaroqoh’ dan hal itu tidak menimbulkan masalah. Insya Allah tidak ada masalah," katanya.
<>Karena itu, ia tidak sependapat jika sikap ’mufaroqoh’ Gus Dur dan sejumlah kyai itu diidentikkan dengan keinginan membentuk NU tandingan."Jadi bukan tandingan. Kalau cuma kesan yang muncul seolah-olah seperti itu (NU tandingan) ya boleh-boleh saja, tapi kenyataannya tidak begitu," katanya.
Ketika ditanya, apakah sikap ’Mufaroqoh’ Gus Dur itu berarti tidak mengikuti pimpinan PBNU yang sekarang, Tolchah Hassan yang juga mantan Menteri Agama itu hanya mengatakan, "Kira-kira begitu". Tolchah yang mengaku telah 12 kali mengikuti Muktamar NU itu menambahkan, perbedaan pendapat di kalangan Nahdliyin itu adalah hal biasa yang kerap kali terjadi dan tidak pernah mengganggu jalannya organisasi. (cih)