Inna lillahi wa inna ilaihi rajiun. Umat Islam di Bali berduka. Salah seorang sesepuh Nahdlatul Ulama (NU) di sana, Datuk Haji Imran, meninggal dunia, Kamis (18/9) pukul 22.00 WITA di kediamannya Pondok Pesantren Riyadhus Sholihin, Jembrana, Bali.
Sesepuh NU Bali berdarah Tengku Pulau Minang sekaligus Mursyid (guru besar) tarekat Qadiriyah wan Naqsabandiyah Bali itu meninggal pada usia senja 95 tahun.<>
Kontributor NU Online Rifkil Halim Muhammad melaporkan, kabar meninggalnya cepat tersebar ke seluruh umat muslim di Jembrana. Umat Islam berdatangan ke rumah duka.
Sejumlah tokoh NU datang mengucapkan bela sungkawa dan membacakan doa tahlil, anatra lain, Ketua PWNU Bali KH Muhammad Zaki Har, Mantan ketua Gerakan Pemuda Ansor Bali KH Fathur Rahim Ahmad, dan Wakil Ketua PCNU Jembrana Asraruddin Abduh.
Menurut H Aqwam, putera ketiga Datuk Haji Imran, jenazah akan dishalatkan siang ini dan dikebumikan di komplek Pesantren Riradhus Shalihin.
Di masa mudanya Datuk Haji Imran dikenal sebagai perjuang pergerakan kemerdekaan Indonesia melawan pemerintah kolonial Belanda.
Setelah mendirikan pesantren di Jembrana, ia menjadi menjadi salah seorang tokoh NU terkemuka di sana. Pengabdiannya yang terakhir adalah sebagai musytasyar atau penasihat PWNU Bali. (nam)