Rasa sakit hati Serbia atas merdekanya Kosovo rupa-rupanya masih tertancap dalam. Serbia menolak ajakan dialog yang datang dari Kosovo. Menteri Luar Negeri Kosovo, Alexander Husaini, menyatakan, bahwa pihaknya selalu siap untuk mengadakan dialog dengan Serbia.
"Pristina (ibu kota Kosovo) selalu siap untuk mengadakan perundingan dengan Beograd (ibu kota Serbia), baik membahas kemungkinan kerja sama bilateral, atau bersama-sama mengtasi masalah antar kawasan," demikian ungkap Husaini sebagaimana dilansir Aljazeera (26/7).<>
Namun ajakan Husaini tersebut ditanggapi dengan dingin oleh Menteri Luar Negeri Serbia, Vuk Jeremic. Ia menyatakan, Serbia tidak akan pernah membukakan pintu perundingan dengan negara bekas wilayahnya itu. Ajakan Kosovo sendiri dilayangkan selepas Menlu Husani berpidato di hadapan Dewan Keamanan (DK) PBB, Sabtu (26/7).
Sekalipun menolak ajakan dialog dari Pri?tina, namun Beograd melakukan pembahasan sepihak dengan PBB untuk membicarakan masalah Kosovo. Hal ini dilansir oleh sebagian pengamat sebagai upaya serbia untuk dapat bergabung dengan Uni Eropa.
Kosovo, yang mayoritas penduduknya berasal dari etnis Albania dan beragama Islam, meraih kemerdekaannya dari Serbia pada bulan Pebruari lalu. Kemerdekaan Kosovo diakui oleh kurang lebih 43 negara internasional. Beberapa negara seperti Rusia dan Spanyol menolak status kemerdekaan Kosovo.
Selepas kemerdekaannya, PBB dan Uni Eropa menempatkan pasukan mereka untuk membantu menjaga stabilitas Kosovo. Hingga saat ini, Kosovo terus mencari dukungan dari publik internasional atas status kenegaraannya, juga membuka kedutaannya di beberapa negara. Kosovo juga mengajukan permohonan untuk menjadi anggota PBB, juga anggota Bank Dunia. (jzr/atj)