Warta

Sejumlah Ulama Thailand akan Kunjungi Komunitas NU

Rabu, 18 Mei 2005 | 01:08 WIB

Jakarta, NU Online
Rombongan ulama Thailand direncanakan melakukan kunjungan ke Indonesia mulai 18 – 23 Mei. Kehadiran mereka ini merupakan kunjungan balasan dari rombongan PBNU yang berada di Thailand beberapa waktu lalu atas undangan resmi Raja Thailand Bhumibol Adulyadej untuk mencari masukan penyelesaian konflik Muslim di Thailand Selatan.

Selama enam hari di Indonesia, rombongan akan mengunjungi berbagai komunitas NU. Pada Kamis pagi tanggal 19 Mei mereka akan bertemu dengan pengurus lengkap PBNU. Dalam sesi yang lainnya disiang hari, juga diundang ormas Islam dan tokoh lainnya dengan tempat juga di PBNU. Selanjutnya mereka dijadualkan bertemu dengan MUI di Istiqlal pada sore hari dan mengunjungi Ponpes Assidiqiyah pada malam harinya.

<>

Untuk lebih mengenal sistem pendidikan Islam dan pesantren ala NU, mereka akan diajak ke Jawa Timur dengan melihat Universitas Islam Malang dan Pesantren Mahasiswa Al Hikam Malang, Universitas Darul Ulum Jombang, Ponpes Darul Ulum dan Tebu Ireng juga sama-sama di Jombang.

Para ulama yang memiliki tradisi ahlusunnah wal jamaah tersebut akan diajak berziarah ke makan Sunan Ampel di Surabaya dan makam pendiri NU Hadratus Syeikh Hasyim Asy’ari di Jombang.

KH Hasyim Muzadi beberapa waktu lalu ketika baru pulang kunjungan di Thailand Selatan pernah menceritakan bahwa cara keagamaan Muslim disana tak jauh berbeda dengan NU. Mereka melaksanakan tahlil sebagaimana dilakukan warga NU untuk mendoakan saudaranya yang meninggal. Demikian juga dengan tradisi lainnya. Bahkan mereka juga menggunakan bahasa Melayu yang tak jauh beda dengan bahasa Indonesia.

Sebelumnya, pada tanggal 3 Mei lalu, Menteri Luar Negeri Thailand Kantathi Suphamongkhon juga telah berkunjung ke PBNU untuk menjelaskan situasi terkini dan mencari masukan untuk solusi.

Konflik yang terjadi di Thailand Selatan tersebut selain menaikkan suhu politik didalam negeri juga memberi imbas yang kurang baik terhadap negara sekitarnya yang didominasi oleh warga Muslim seperti Malaysia dan Indonesia. Ini tentunya disebabkan oleh sentimen teologis pada setiap peristiwa yang menimpa saudara sesama Muslim di Thailand.

Rombongan ulama tersebut terdiri dari 11 orang yang meliputi Mr. Prasam Srichareon, Sheikhul Islam Office (semacam MUI), Dr. Anas Amatayakul, The Central Committee of Thailand, ulama dari daerah konflik di Propinsi Pattani, Yala, Narathiwat. Ikut juga dalam rombongan tersebut para pemimpin sekolah islam dan pesantren yang ada disana.(mkf)


 


Terkait