Jakarta, NU Online
Ketua PBNU Prof KH Cecep Syarifuddin mengatakan, niat capres Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) memasukkan unsur NU untuk menduduki posisi menteri agama (Menag) bukan dimaksudkan untuk meraih dukungan kalangan nahdliyin. "Saya rasa pernyataan Pak SBY itu bukan dimaksudkan untuk mencari dukungan pada pemilihan presiden mendatang, tapi karena wawasan beliau terhadap ulama NU," kata Kiai Cecep ketika ditanya tentang keinginan SBY mengangkat ulama NU menjadi Menag di Jakarta, Rabu (25/8).
Kiai yang disebut-sebut anggota Mustasyar PBNU KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) layak menjadi ketua umum PBNU itu menyatakan yakin bahwa pasangan Megawati Soekarnoputri-KH Hasyim Muzadi juga akan menempatkan orang NU di posisi Menag, dan itu bukan dikarenakan Kiai Hasyim merupakan ketua umum PBNU non aktif.
<>"Ulama NU dipilih menjadi menteri agama karena karakteristik yang dimilikinya yaitu berwawasan agama yang luas, bersikap toleran dan moderat dan tidak mengembangkan Islam yang ekslusif, dan Pak SBY mungkin memahami hal itu," katanya.
Dikatakan, sebagai departemen yang mengurusi agama, maka harus dipilih orang yang tepat, yang dapat bergaul dan diterima semua kalangan dan organisasi NU sangat terbuka dengan kelompok mana saja, bukan hanya sesama Islam tapi juga dengan kalangan agama lain. "Seperti kata Bung Karno, agama adalah unsur vital dalam pembangunan bangsa, oleh karena itu tentu tidak boleh sembarangan memilih orang yang memimpin departemen tersebut dan mungkin Pak SBY menganggap orang NU pilihan yang tepat," katanya.
Saat menghadiri seminar Wawasan Kebangsaan IX Musyawarah Antargereja Jawa Timur di Surabaya, Selasa (24/8), SBY mengungkapkan kemungkinan mengangkat seorang menteri agama dari NU, dan berjanji memilih figur yang tepat dan bisa diterima semua pihak. "Secara sosiologis Menag biasanya dari NU karena memiliki kepribadian yang bagus dan wawasan luas, sehingga bisa mengurangi konflik antar umat," kata SBY di hadapan sekitar 400 pendeta dan pemimpin gereja yang hadir pada acara tersebut. (atr/cih)