Warta

Santri Cirebon akan Kelola Rest Area Jalan Tol

Kamis, 30 April 2009 | 10:31 WIB

Cirebon, NU Online
Rencana proyek jalan tol Cikampek-Palimanan yang bergulir sejak 1996 sempat mengusik dan membuat resah para kiai dan umat Islam di Babakan Ciwaringin, Cirebon, Jawa Barat. Awalnya, mereka mengira pembangunan jalan tol itu akan membelah pondok pesantren yang terdapat di wilayah itu.

Keresahan itu mulai sirna setelah pemerintah memastikan pembangunan jalan tol berupa 'jalan layang' itu tak akan mengganggu aktivitas pondok pesantren di Desa Babakan Ciwaringin. Kampung yang satu ini terbilang sangat unik. Betapa tidak, dalam satu kampung terdapat 32 pondok pesantren, baik putra maupun putri, dengan jumlah santri mencapai 6.000 orang.<>

Tak heran jika wilayah itu kerap disebut sebagai pondok pesantren Babakan Ciwaringin. Secara administratif, desa ini berada di wilayah Kecamatan Ciwaringin, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat. Sejak ada kepastian proyek pembangunan jalan tol Cikampek-Palimanan tak akan mengganggu aktivitas kegiatan pesantren yang diyakini telah berdiri sejak tahun 1715 M itu, para kiai di wilayah itu pun mulai mendukungnya.

Kini, pembangunan jalan tol Cikampek-Palimanan itu justru tampaknya akan menjadi berkah tersendiri bagi pondok pesantren di wilayah tersebut. Pasalnya, pemerintah dan pihak swasta  berencana untuk menyediakan rest area atau tempat istirahat di jalan tol Cikampek-Palimanan yang akan dikelola para santri Ponpes Babakan Ciwaringin.

Jika terwujud, rest area jalan tol itu akan tercatat sebagai tempat peristirahatan pertama di Indonesia yang dikelola secara profesional oleh kalangan santri. ''Kami berharap, ini semua bisa terwujud. Pembicaraan-pembicaraan dengan pihak pengembang dan pemerintah juga sudah dan terus dilakukan. Semoga ini bisa terealisasi,''  ujar KH Syarief Hud Yahya, pengasuh Pondok Pesantren Miftahul Mutta'alimin, pondok pesantren pertama di Babakan Selatan.

Menurut Kiai Hud, keberadaan rest area jalan tol tersebut nantinya akan membantu kehidupan dan kebersinambungan proses belajar-mengajar di kalangan pesantren, khususnya di Babakan Ciwaringin. ''Selain itu, akan memacu para santri untuk terus berkreasi karena hasilnya dapat dipasarkan di rest area tersebut,'' tutur Kiai Hud.

Pondok Pesantren Babakan Ciwaringin selama beratus-ratus tahun tumbuh begitu pesat. Hal itu dapat dilihat dengan munculnya lembaga-lembaga pendidikan dari tingkat MI/SD hingga perguruan tinggi. Pesantren Babakan, yang letaknya sekitar 25 km dari Kota Cirebon dan dengan jarak tempuh sekitar 30 menit ini, memiliki kontribusi nyata terhadap perkembangan pendidikan Islam di wilayah Cirebon.

Hingga kini, proyek pembangunan jalan tol Cikampek-Palimanan telah memasuki tahap pembebasan tanah sampai di Desa Penjalin dan Desa Ciwaringin. Namun, pembebasan lahan di Desa Babakan yang berada di antara dua desa tersebut belum dapat direalisasikan. Kiai Hud Yahya mengatakan, para kiai di sini sedang menunggu pembayaran yang sesuai. ''Pembayaran jangan ganti rugi, tapi sebaiknya ganti untung,'' papar Kiai Hud.

Menteri Agama Maftuh Basyuni sempat turun tangan menenangkan para kiai. Sebenarnya, proyek jalan tol ini adalah proyek Departemen Pekerjaan Umum. Namun, karena berkaitan dengan pondok pesantren dan para kiai, Menteri agama pun turut menyelesaikan masalah ini. ''Sekarang sudah tidak ada masalah. Para kiai sudah setuju.'' (republika.com/mad)


Terkait