Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siradj menyatakan, radikalisasi di kalangan umat Islam disebabkan oleh berbagai hal. Selain soal pemahanman Islam yang salah, radikalisasi bisa disebabkan karena kemiskinan.
“Faktor terakhir inilah (kemiskinan, red) yang menjadi penyebbab radikalisme Islam itu terjadi,” katanya kepada wartawan usai pertemuan PBNU dengan Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal (KDPT), di Kantor PDT, Jalan Abdul Muis, Jakarta, Jumat (11/6).<>
Menurut Said, para pelaku teror bukanlah warga perkotaan. Umumnya malah berasal dari desa yang merupakan lumbung kemiskinan, pengangguran, dan keterbelakangan.
“Amrozi dan kawan-kawannya itu dari desa yang pergi ke Malaysia untuk bekerja di kebun sawit. Sayang disana mereka bertemu dengan orang-orang yang pemahaman Islamnya salah," katanya.
Sebelumnya Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) meminta NU untuk aktif dalam penanggulangan gerakan radikalisasi.
Presiden SBY dalam acara audiensi dengan PBNU, seperti dikatakan Said Aqil menyampaikan, pendekatan kultural dan keagamaan penting dilakukan dalam menganggulangi radikalisasi, selain pendekatan hukum dan keamanan yang telah dilakukan aparat pemerintah.
”Peran NU dalam melakuakan pendekatan kultural dan keagamaan dinilai akan lebih efektif dalam menanggulangi gerakan radikal ini,” kata Said. (nam)