Warta

RMI Padang Luncurkan Buku ‘Tuanku Menggugat’

Jumat, 16 Mei 2008 | 00:09 WIB

Padangpariaman, NU Online
Pengurus Cabang Rabithah Ma’ahid Islamiyah Nahdlatul Ulama (RMI NU) atau Asosiasi Pondok Pesantren di Kabupaten Padangpariaman  meluncurkan buku “Mereka Yang Terlupakan, Tuanku Menggugat” yang ditulis Bagindo Armaidi Tanjung, S.Sos.

Peluncuran buku yang sempat memicu perdebatan itu diadakan di Pondok Pesantren Miftahul Huda Syekh AB Tuanku Muncak Mudiak Balai Nagari Tandikek Kecamatan Patamuan Kabupaten Padangpariaman, Kamis (15/5).<>

Pimpinan Pondok Pesantren Miftahul Huda Syofyan M. Tuanku Bandaro dalam sambutannya mengatakan, peluncuran buku ini sangat berarti bagi pondok pesantren ini. Tiga hari menjelang peluncuran, memang ada pihak yang keberatan diselenggarakan peluncuran buku tersebut.

”Namun, setelah saya berikan penjelasan, jangan ditolak dulu, tapi harus disambut dulu. Kalau memang ada kesalahan, baru kita betulkan,” kata Syofyan M. Tuanku Mudo.

”Kita memang berterima kasih kepada penulisnya yang sudah menyediakan waktu dan pikiran untuk menulis tema tuanku dan pondok pesantren di Padangpariaman. Karena selama ini memang masih sulit ditemukan bahan bacaan yang bertemakan tuanku dan pondok pesantren,” kata Syofyan.

Sementara itu, Armaidi Tanjung, penulis buku ini menyebutkan, buku Mereka Yang Terlupakan, Tuanku Menggugat terdiri dari tiga bagian. Pertama, Surau dan Pondok Pesantren. Kedua, Tuanku Menggugat, berisikan Tuanku, Darimana Mulanya, Al-Ustazah dan Al-Mu’alimatul, Empat Kategori Tuanku,  Mendirikan Pondok Pesantren  dan Tuanku Menggugat. Ketiga, profil singkat pondok pesantren (sebanyak 36 pesantren).

Ide penulisan buku ini, kata Armaidi yang juga kontributor NU Online di Padangpariaman, bermula dari sulitnya ditemukan bahan bacaan yang berkaitan dengan tuanku dan pondok pesantren di Kabupaten Padangpariaman. Padahal kiprah tuanku dan pondok pesantren dalam pembangunan umat Islam tidak bisa dibantah.

“Malah ’kekuatan’ tuanku yang memiliki jamaah dan santri seringkali dimanfaatkan sekali lima tahun untuk  meraih kekuasaan dalam Pemilu. Dari minimnya bahan bacaan yang menyajikan kiprah tuanku dan pondok pesantren tersebut, maka saya memberanikan diri untuk menyusun buku ini,” kata Armaidi Tanjung.

Bupati Padangpariaman diwakili Kabag Kesra A.K. Jailani, SE, MM mengatakan, jika dibaca buku Mereka Yang Terlupakan, Tuanku Menggugat, secara keseluruhan, ada beberapa pemikiran  bernas yang dapat menambahkan wawasan.

”Sekarang ini memang keberadaan pondok pesantren harus diperhitungkan. Apalagi pondok pesantren sudah terbukti mencerdaskan masyarakat dan bangsa Indonesia,” kata AK Jailani.

Di bagian lain, Jailani menjelaskan, saat ini Pemkab Padangpariaman sudah melakukan seleksi terhadap 1.178 dari 1.704 guru TPA/TPSA. Sisanya tidak hadir 600-an orang.

Dari keseluruhan yang yang dites, 398 orang mampu dan bagus bacaannya, 300-an tajwid bagus, irama kurang, 260 orang mampu baca, tapi tajwid dan irama tidak bagus. Sisanya 126 orang tidak mampu membaca Al Qur’an dengan baik dan benar. ”Yang  melakukan tesnya dari Depag Padangpariaman. Bukan dari Kesra,” kata Jailani.

Ikut memberikan sambutan Wakil Ketua Tanfidziyah PCNU Padangpariaman Abdul Hadi, S.Ag, Tuanku Rajo, Sekretaris RMI NU Padangpariaman Drs. Amiruddin Tuanku Majolelo. (arm)


Terkait