Warta

Ribuan Jama’ah Ikuti Qiyamullail di Masjid Agung Demak

Senin, 29 Agustus 2011 | 08:00 WIB

Demak, NU Online
Malam likuran terakhir di bulan Ramadhan menjelang hari raya, ribuan umat Islam dari wilayah Demak dan sekitarnya Ahad malam, (29/8) mengikuti kegiatan qiyamullail, sholat tasbih dan hajat yang digelar Takmir Masjid Agung Demak (MAD).

Acara ini sudah berlangsung lama sejak dibidani/dicetuskan oleh imam besar Masjid Agung Demak almarhum almaghfurlah simbah KH Muzayyin Munawar dan berlangsung hingga sekarang setiap malam ganjil di malam hari sepuluh terakhir di bulan Ramadhan dimana sholat tasbih dan hajat dimulai pada pertengahan malam.<>

Menurut imam masjid MAD KH Azis Musyafa’ mengatakan, asal muasal dari sholat bersama yang di gelar di MAD ini adalah untuk memfasilitasi, memenuhi keinginan jama'ah dalam mencari lailatul qodar, mencari keberkahan atau mereka yang ingin beri’tikaf di masjid.

“Kegiatan Qiyamullail ini digelar secara rutin setiap bulan Ramadhan, Kami memfasilitasi/mendampingi jama’ah yang ingin mencari kemenangan dan keberkahan dalam menggapai lailatul qodar atau mereka yang ingin i’tikaf di MAD ini,” tuturnya.

Mahfudz salah satu jama’ah dari kendal ini misalnya, kepada NU Online mengatakan tiap malam likuran menyempatkan untuk qiyamullail di MAD ini dengan alasan praktis, selain bisa I’tikaf, sholat tasbih bersama juga bisa ziarah pada para wali dimana loksi makamnya ada di belakang masjid dan dilanjutkan ziarah ke Sunan Kalijaga di Kadilangu.

“Saya memang sudah biasa malam likuran datang kesini mas, disamping i’tikaf saya juga bisa ziaranh ke Sultan Fatah dan Sunan Kalijaga di Kadilangu yang tempatnya juga berdekatan,” katanya.

Lain halnya dengan Maghfuri warga Godong kabupaten Grobogan sambil makan sahur dengan bekal yang di bawa dari rumah kepada  NU Online mengatakan bahwa maleman/likuran di MAD ini bagi dia Ada nilai lebih dari masjid masjid yang lain, karena dia mengikuti qiyamullail ini sejak jaman sang imam besar Mbah Zayin.

“Kulo niki awet awal didawuhi mbah zayin kapurih nderek maleman ten mriki mas, dados kulo mboten saget ninggalaken maleman ten mriki (saya ikut sholat tasbih/qiyamullail sejak mbah Zayin memulai, jadi ada nilai sejarah yang tidak bisa ditinggalkan.red),” katanya sembari menikmati makan sahurnya yang dibawa dari rumah.

Berdasarkan pantauan NU Online, sejak malam 21 hingga malam 29 memang semakin tahun semakin banyak jama’ah yang mengikuti qiyamullail di MAD ini, tidak terbatas usia dan jenis kelamin, sehingga meluber sampai jalan raya dan Alun-alun Demak.

Redaktur    : Mukafi Niam
Kontributor: A.Shiddiq Sugiarto


Terkait