Warta

Relawan Ustadz yang Dikirim PBNU Tak Puas Singkatnya Penugasan di Aceh

Selasa, 8 Maret 2005 | 13:03 WIB

Kediri, NU Online
Sedikitnya 31 santri Ponpes Lirboyo Kediri, Jawa Timur tidak puas karena waktu penugasan sebagai relawan di Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) dinilai terlalu singkat.

"Waktu sebulan sangat singkat, anak-anak yang kami tinggalkan di sana sebenarnya tidak rela dengan kepulangan kami," kata Barmawi, salah satu relawan Aceh setibanya di Ponpes Lirboyo, Kediri, Selasa petang.

<>

Menurut dia anak-anak Aceh yang dididiknya sangat mendambakan  bimbingan moral berkelanjutan pasca musibah gempa dan tsunami yang menewaskan sedikitnya 200 ribu jiwa itu. "Wajar keberadaan kami sangat dibutuhkan karena mereka merasa kehilangan setelah ustadz-ustadz di sana banyak yang menjadi korban tsunami," tutur Barmawi.

Dalam menjalankan tugas kemanusiaan tersebut semua santri mengaku hanya mengharap ridho dari Tuhan sehingga mereka pun antusias ingin berangkat kembali ke tanah rencong.

Lebih lanjut Barmawi mengatakan, selama di Aceh, dia dan puluhan santri Ponpes Lirboyo lainnya tidak mengalami kesulitan berarti. "Kalau pun kesulitan air dan sebagainya, itu adalah hal yang wajar karena memang daerah tersebut baru terkena bencana besar," tuturnya.

Selama 26 hari bertugas di Aceh mereka ditempatkan di 8 pondok pesantren yang tersebar mulai dari Aceh Besar hingga Lhokseumawe. Mereka terbagi dalam beberapa kelompok dan setiap kelompok terdiri dari  3 sampai 4 orang dan mendapat tugas secara bergiliran.

Setiap relawan rata-rata mengajar antara 50 hingga 100 orang anak Aceh dengan materi pendidikan di bidang agama.

Sementara kehadiran para relawan dari Aceh itu disambut salah seorang pengasuh Ponpes Lirboyo KH Anwar Mansyur di Aula Al Muktamar.(ant/mkf)


Terkait