Jakarta, NU Online
Prof Dr. A. Kodry A. Azizy, MA Dirjen Depag melakukan bedah beberapa bukunya seperti Pengembangan Ilmu-Ilmu Keislaman, Menuju Globalisasi, Pendidikan Agama Untuk Membangun Etika dengan bekerja sama Perhimpunan Indonesia Bangkit serta The International Institute of Islamic Thought-Indonesia.
Adi Sasono yang menjadi Keynot Speaker manyatakan bahwa Kodri Azizi merupakan seorang seorang Pemikir sekaligus Pelaksana. “Seorang akademisi yang menghasilkan pemikiran-pemikiran dan sekaligus seorang birokrat yang berusaha menjalankan hasilpemikirannya,”
<>Dalam sambutannya Kodri Azizi juga mengungkapkan berbagai kelemahan yang dimiliki oleh umat Islam yang harus diubah. “Kalau kita berbicara tentang agama, kita seolah-olah berbicara tentang akhirat, padahal agama selalu berkaitan dengan amal atau praktek duniawi,” ungkapnya.
Ke depan ia juga berkeinginan untuk melakukan penafsiran Al Qur’an yang mengarah ke depan untuk kemajuan umat Islam, bukan tafsir yang hanya mengacu pada hal-hal yang telah lalu.karena adanya globalisasi menimbulkan tantangan-tangangan baru yang harus diatasi dengan pendekatan-pendekatan baru.
Menjadi pembahas dalam acara tersebut Dawam Raharjo, Bustanil Arifin, Muhammad Suryo. Mereka berpendapat bahwa karya-karya Kodri Azizi memiliki bahasa yang komunikatif dan tidak hanya mampu menganalisis, tetapi memiliki konsep yang matang dan memberi solusi serta terdapat keselarasan dengan pemikiran-pemikiran yang berkembang saat ini.
Sebagai tambahan Qodry Azizi merupakan pemikir muda Islam yang masih berusia di bawah 50 tahun. Ia merupakan mantan rektor IAIN Semrang dan baru saja mendapat pengukuhan guru besar di almamaternya bulan Juli 2003 lalu.
Acara bedah buku yang dilaksanakan di Hotel Sahid Jakarta cukup meriah dengan dihadiri oleh berbagai kalangan dari Depag, kalangan akademisi, serta tokoh-tokoh NU.(mkf)