Kabar simpang siurnya kehadiran Presiden RI DR H Bambang Susilo Yudhoyono di Habib Luthfi terjawab dengan kehadiran orang nomor satu bersama ibu negara dan beberapa menteri Indonesia Kabinet Bersatu.
Beberapa menteri yang nampak ikut mendampingi presiden antara lain Menko Kesra H. Abu Rizal Bakri, Menteri Agama H. Maftuh Basyuni, Menteri Koperasi H. Suryadharma Ali, Mensesneg Hatta Radjasa dan Juru Bicara Presiden Andi Malarangeng. Kemudian Gubernur Propinsi Jawa Tengah H. Ali Mufis dan Gubernur Gorontalo H Fadel Muhammad juga tanpak hadir.<>
Beberapa pengunjung yang hadir menyayangkan kehadiran presiden tidak sampai acara maulid selesai digelar. Pasalnya, begitu presiden beserta rombongan memasuki arena maulid, acara seremonial langsung dimulai. Padahal menurut jadwal presiden akan mengikuti prosesi maulid hingga selesai.
Entah mengapa, begitu acara seremonial selesai, presiden beserta rombongan langsung meninggalkan tempat acara. Meski demikian, acara tetap berlangsungdengan khidmat meski tanpa diikuti presiden dan dipimpin langsung oleh Khodimul Maulid Habib Muhammad Luthfi bin Ali bin Hasyim bin Yahya yang diikuti tidak kurang dari 50 ribu jama'ah yang datang dari berbagai daerah di penjuru tanah air.
Humas panitia, Drs. Much. Ngisom Cholil kepada NU Online mengatakan, kegiatan rutin tahunan di Kanzus Sholawat memang terasa lebih istimewa kali ini. "alhamdulillah tahun ini lebih semarak acaranya, bukan karena disebabkan oleh kehadiran presiden semata, akan tetapi kabar rencana kegiatan ini sudah lama di dengar oleh jama'ah dari berbagai daerah."
Lebih lanjut dikatakan, kegiatan maulid ini tidak saja dihadiri oleh ummat Islam saja, akan tetapi juga nampak hadir dari golongan etnis tionghoa, perwakilan agama hindu, budha dan kristen nampak larut dalam kegiatan yang dikemas dalam persatuan dalam kebersamaan menuju keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Di hadapan pengunjung presiden berharap agar antar sesama jangan saling mengejek, menghujat apalagi gontok gontokan. "Janganlah diantara kita saling ejek, saling hujat dan saling hina, mari kita bersatu ringan sama dijnjing berat sama dipikul."
Dikatakan, peran ulama dalam pembangunan manusia seutuhnya telah dicatat dengan tinta emas, maka pemerintah berharap agar suasana yang sudah kondusif ini dapat lebih ditingkatkan. (amz)