Warta

PKB, NU dan Pesantren Bagian dari Transisi Nasional

Selasa, 29 April 2008 | 13:38 WIB

Jakarta, NU Online
Keberadaan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), NU, dan pesantren adalah bagian dari transisi nasional dari rezim orde baru menuju cita-cita kesejahteraan Indonesia dengan menampilkan wajah-wajah baru yang terbebas dari anasir politik lama.

Hal tersebut diungkapkan oleh pengamat Politik Facry Aly dalam seminar Pra MLB PKB dengan tema “Meweujudkan Misi Politik Nahdliyyin untuk Bangsa”, Selasa (29/4). Hanya sedikit partai politik yang dikelola oleh anak muda dan terbebas dari politisi lama yang melakukan kutu loncat.<>

Profil seperti Ali Maskur Moesa, Effendi Chirie dan dan Muhaimin Iskandar merupakan wajah baru anak muda NU diharapkan mampu menjalankan cita-cita reformasi.

Dikatakannya, PKB juga merupakan cita-cita politik lama warga NU yang memiliki massa besar tetapi tak memiliki kekuatan transormasi yang muncul dari dalam dirinya sendiri.

“PKB merupakan harapan politik yang panjang dari massa NU untuk memiliki partai sendiri,” tandasnya.

Partai ini sendiri menurutnya sangat unik karena muncul dari komunitas berbasis pesantren yang sangat guyub, namun menghadapi tantangan ketika banyak elitnya mengalami akselerasi vertikal dengan berbagai fasilitas yang tak terbayangkan sebelumnya.

Akibatnya, sifat keikhlasan dan qonaah yang dulu dimiliki mendapat tantangan pragmatisme kekuasaan dan kekayaan dengan ambisi pribadi yang besar yang akhirnya memunculkan konflik diantara pengurusnya sendiri.

“Timbul pertanyaan apakah warga NU tak cocok berpolitik? Apakah perpecahan tak dapat ditelakkan? Dan bagaimana menyelesaikan pelembagaan konflik?” tandasnya.

Beberapa faktor yang menentukan perkembangan PKB ke depan menurutnya adalah keberadaan tokoh kuat yang dalam hal ini diwakili oleh Gus Dur, PKB secara kelembaaan, hubungannya dengan NU dan perilaku para politisinya yang ditunjukkan dihadapan publik.

“Karena itu, menyingkirkan Gus Dur dari PKB sama dengan menghilangkan PKB,” tandasnya.

Gus Dur sendiri menurutnya adalah orang yang telah mampu melakukan kaderisasi terhadap para politisi di lingkungan NU dan di luar NU. Profil Matori Abdul Djalil, Alwi Shihab, dan Muhaimin Iskandar sebelumnya merupakan orang yang tak dikenal yang akhirnya potensinya dikembangkan Gus Dur, namun mengalami konflik dengannya.

Namun demikian, konflik yang dialami dengan Muhaimin Iskandar kali ini merupakan konflik yang paling berat yang melanda PKB saat ini. (mkf)


Terkait