Warta

Pesantren tidak Pernah Ajari Rakit Bom

Jumat, 29 Juli 2011 | 06:01 WIB

Bogor, NU Online
Rais Syuriyah PBNU KH Hasyim Muzadi, Kamis, di Bogor, Jawa Barat, menegaskan, pesantren yang telah menjadi bagian integral dari budaya Indonesia, tidak pernah mengajari perakitan bom maupun melakukan aksi terorisme.

"Pesantren merupakan institusi Islam yang selalu mengajarkan kedamaian. Dalam sejarahnya, pesantren tidak pernah mengajarkan kekerasan. Apalagi sampai mengajari santri merakit bom," kata Hasyim Muzadi.
<>
Hasyim Muzadi, Kamis, menyampaikan "stadium general" dengan tema "Peran Islam Moderat Bagi Ketahanan Bangsa dan NKRI." Kegiatan tersebut dihelat secara bersama oleh Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama Kota Bogor, Pesantren Al-Ghazaly, dan Pemkot Bogor, yang dipusatkan di kompleks Al-Ghazaly, Kotaparis, Kota Bogor.

Hasyim mengatakan, pesantren berdiri dan berkembang seiring dengan masuk dan berkembangnya Islam di Indonesia. Pesantren sejak berdiri, sekitar enam abad silam, tidak pernah mengajarkan apalagi melakukan kekerasan.

"Pesantren tidak pernah melakukan perlawanan apalagi tindak kekerasan. Kecuali pada zaman penjajahan, pesantren terlibat dalam gerakan mengusir penjajah. Sedangkan pada era sebelumnya dan sesudahnya, pesantren tidak pernah terlibat kekerasan fisik," kata Hasyim Muzadi.

Menurut Hasyim, pesantren telah menjadi ciri khas budaya Islam Nusantara. Pesantren mewarisi cara-cara berdakwah yang dicontohkan para Wali Songo, dalam menyebarkan Islam di Indonesia.

"Pesantren pewaris perjuangan Walisongo dalam menyebarkan Islam secara damai. Pesantren tidak mengenal kekerasan, terorisme, apalagi perakitan bom," ujar Hasyim Myzadi yang juga rais Syuriah PBNU.

Oleh karena itu, pria yang juga pengasuh pesantren mahasiswa Al Hikam Malang dan Depok ini mengatakan, dirinya merasa kaget dan heran dengan fenomena dalam beberapa tahun terakhir, yaitu berupa adanya pesantren yang terlibat aksi terorisme dan kekerasan.

"Baru tahun-tahun sekarang ini ada pesantren yang terlibat aksi terorisme, ada pesantren yang merakit bom dan menyerang aparat kepolisian dengan celurit. Dulu, fenomena ini tidak pernah ada," papar Hasyim.

Redaktur     : Mukafi Niam
Kontributor: Ahmad Fahir


Terkait