Pesantren Putri NU “Khadijah” Dapat Sumbangan dari Menag Rp500 Juta
Kamis, 29 November 2007 | 08:09 WIB
Surabaya, NU Online
Menteri Agama (Menag) RI HM Maftuh Basyuni menyerahkan sumbangan Rp500 juta untuk pengembangan Pesantren Kota (Peskot) Putri NU "Khadijah" Surabaya.
"Saya mendukung bila Asrama Putri NU Surabaya ditingkatkan menjadi Pesantren Putri NU Surabaya, karena pesantren mempunyai arti yang dalam dan lebih luas dibanding asrama yang hanya sekedar tempat tinggal," katanya di Surabaya, Rabu petang.
<>Usai meninjau Pesantren Kota Putri NU "Khadijah" Surabaya, mantan Sekjen Depag RI itu mengatakan pesantren telah memberi sumbangan yang berarti bagi kepentingan negara.
"Kalau tidak ada pesantren mungkin tidak ada perjuangan 10 November, karena perjuangan dimulai dari pesantren, bahkan pesantren merupakan ’remote control’ dari kemerdekaan kita," katanya.
Di masa kini, katanya, pesantren juga memiliki arti penting sebagai "benteng" dari narkoba, pornografi, aliran sesat, dan rendahnya akhlakul karimah (perilaku yang baik).
"Jadi, pesantren adalah asrama plus, seperti halnya madrasah yang merupakan sekolah plus. Apalagi, ibu-ibu di Khadijah mampu melakukan swadaya sejak lama, sehingga Depag memberi bukan karena ada permintaan," katanya.
Didampingi pengasuh Pesantren Kota Putri NU di kompleks SMP-SMA Khadijah Surabaya Nyai Hj Maryam Toha dan Ketua Muslimat NU Surabaya Hj Lilik Syafa’atun, ia memuji ibu-ibu di Yayasan Khadijah yang sudah mampu mandiri sejak 1959.
"Lembaga pendidikan memang harus mampu berdiri tegak seperti itu, sehingga pemerintah hanya membantu. Kalau ada lembaga pendidikan yang tidak seperti itu akan menjadi ’la yahya wa la yamut’ (hidup tidak, mati pun tidak)," katanya.
Dengan bantuan yang diberikan, katanya, pihaknya berharap Pesantren Kota Putri NU "Khadijah" Surabaya akan semakin manis, lemari bagi santri cukup banyak, dan toilet-nya terlihat bersih.
"Harapan saya, pesantren yang diresmikan Ketua Umum PBNU KHA Hasyim Muzadi pada 22 November 2007 akan semakin mampu mencetak ulama, politisi, dan tokoh masyarakat perempuan yang handal," katanya.
Oleh karena itu, katanya, dirinya minta agar 300 santri yang menjadi kapasitas Pesantren Kota Putri NU "Khadijah" Surabaya dapat dipertahankan untuk menjaga kualitas.
"Kalau ada santri putri yang mendaftar melebihi kapasitas, maka harus diseleksi. Jangan sampai ada santri yang masuk karena rekomendasi, sebab rekomendasi itulah yang akan merusak kualitas," katanya.
Dalam kesempatan dialog, Menag mengatakan Depag sudah melakukan serangkaian langkah untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan pesantren terkait meningkatnya dana yang dimiliki Depag dari RpRp6,5 triliun (2004) menjadi Rp18 triliun lebih (APBN-P 2007).
"Langkah itu antara lain saya memberikan beasiswa kepada 400 santri yang berkualitas untuk kuliah di universitas terkemuka seperti ITS, Unair, UGM, UI, dan banyak lagi. Saya juga memberikan tambahan pendidikan vocational setahun bagi pelajar MA yang sudah lulus," katanya. (ant/eko)