Warta

Pesantren NU Siap Tampung Anak Aceh

Selasa, 4 Januari 2005 | 07:35 WIB

Jakarta, NU Online
Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) telah menyiapkan 10 pondok pesantren (ponpes) di tiga provinsi di Pulau Jawa untuk menampung 500 anak korban bencana gempa dan tsunami di Aceh.

Ketua Pengurus Harian Tanfidziyah PBNU Ahmad Bagja, menjelaskan bahwa tiga pesantren di Jawa Timur siap menampung 200 orang, dua pesantren di Jawa Tengah mau menampung 150 orang, dan lima pesantren di Jawa Barat akan menampung 150 orang.

<>

"Yang masih menjadi masalah utama adalah kerja sama dengan pihak di Aceh sendiri, karena kami tidak bisa begitu saja kan menampung anak-anak dan kemudian dibawa keluar begitu saja dari Aceh. Setahu saya di Aceh secara administrasi belum memungkinkan untuk melakukan pendataan maupun koordinasi ini," katanya.

Oleh karena itu, kata dia, keberangkatan Ketua Umum PBNU Hasyim Muzadi ke Aceh, kemarin, antara lain dalam rangka menjajaki kemungkinan anak-anak Aceh masuk pesantren di Jawa.

Dihubungi terpisah, kemarin, Ketua PWNU Jatim Ali Maschan Moesa mengakui bahwa sejumlah ponpes di Jawa Timur siap mengasuh anak korban gempa bumi dan tsunami di Aceh. "Pesantren NU di Jatim ada ribuan, kami siap menerima berapa pun," katanya di Surabaya.

Pengasuh Pesantren Luhur Al-Husna Surabaya itu menjelaskan pesantren NU di Jatim sudah beberapa kali menerima anak asuh dari beberapa wilayah di Indonesia yang mengalami musibah, termasuk menerima 350 anak korban konflik di Ambon.

Senada dengan Ali Maschan, Sekretaris PWNU Lampung, Munzir AS juga telah berkoordinasi dengan ketua PWNU Sumatera Utara, H.Anwar Nur  dan seorang pengusaha di Sumut H. Sya'imi Saleh untuk meminta 100 orang anak usia sekolah untuk di tempatkan di pesantren-pesantren NU yang hampir 400 an lebih jumlahnya. "Ini yang bisa kami lakukan untuk membantu masa depan anak-anak korban gempa dan Tsunami Aceh, mereka akan tinggal di pesantren, sekolah dan bila memang memungkinkan anak-anak tersebut akan di adopsi sesuai aturan yang berlaku," tegasnya di sela-sela kunjungannya di NU Online, Selasa (4/1).

Menurutnya, upaya ini dilakukan disamping meringankan beban masyarakt Aceh, juga untuk menyelamatkan mereka dari oknum-oknum yang memanfaatkan anak-anak korban bencana tersebut dari tindak kekerasan, perdagangan anak dan juga misi pihak luar yang ingin melakukan upaya kristenisasi. "Kita yakin ada pihak yang ingin melakukan misi itu dengan dalih memberikan bantuan," paparnya.

Karena itu, lanjut Munzir dirinya menghimbau kepada pesantren-pesantren NU untuk melakukan upaya yang sama. "Langkah ini bisa menjadi alternatif bantuan yang lebih permenen, karena bantuan yang diberikan kepada anak-anak yang kehilangan orang tua, sanak saudaranya itu berdampak bagi kehidupan dan masa depan pendidikannya, tidak hanya berupa bantuan Sembako yang sifatnya sementara," ujarnya menutup pembicaraan. (cih)

 


Terkait