Islamabad, NU Online
Dalam pengarahan kepada Pengurus PCI-NU Pakistan, tanggal 27 Mei 2005 di Marriot Hotel Islamabad, KH. Hasyim Muzadi, Ketua Umum Tanfidziah NU menyarankan kepada generasi muda NU agar bisa menjaga hubungan baik antar sesama nadhliyyin maupun dengan masyarakat secara umum.
PCI-NU secara khusus sebaiknya memilih program kerja yang bermanfaat bagi anggotanya dan masyarakat umum. Oleh kerana itu network antar PCI-NU baik dengan PBNU maupun dengan PCI-NU di seluruh dunia juga harus diperkuat agar manghasilkan komunikasi timbal balik yang positif.
<>KH. Hasyim Muzadi juga menegaskan bahwa masih banyak agenda ke-NU-an, sosial dan keagamaan yang memerlukan perhatian semua pihak. Dalam NU, contohnya, sistem dan mekanisme bahtsul masail masih memerlukan kajian lebih lanjut sehingga ada standar yang lebih konkrit yang bisa dijadikan acuan bagi bahitsin NU. Beberapa katentuan yang selama ini umum dalam terminologi bahtsul masail NU, seperti terminologi "mu'tabarah" masih rancu kriterianya. Begitu juga konsep maslahah masih memerlukan kajian yang lebih konkrit dalam konteks ke-NU-an dan ke-Indonesiaan.
Kajian fiqh merupakan pendekatan legal formal agamis terhadap permasalahan yang muncul di permukaan. Produk yang dihasilkan kajian tersebut lebih merupakan pendekatan justifikasi hukum "tahkim-ul-mas'alah" sehingga belum bisa menyelesaikan masalah secara keseluruhan. Untuk itu masih diperlukan kajian yang sifatnya "maudluiyah" dalam mensikapi berbagai masalah yang timbul.
Para ulama terdahulu telah melahirkan fiqh sedemikian rupa untuk menjawab permasalahan yang muncul saat itu dan mereka telah berhasil mejawabnya. Pada saat ini masih banyak permasalahan baru yang belum kita jawab dan mungkin tidak bisa kita jawab begitu saja dengan pendapat ulama terdahulu. Oleh karena itu kita memerlukan para ahli fiqih yang berwawasan luas.
Di bidang pemikiran, kita tidak menginginkan generasi NU mempunyai pemikiran yang ekstrim baik ke Kanan maupun ke Kiri. Kita menginginkan para generasi kita kembali kepada mainstream yang digariskan NU. Seperti dalam sejarahnya, NU merupakan gerakan yang sifatnya kultural lalu menstruktur, ini menyebabkan NU banyak dihuni berbagai kalangan dengan berbagai sumber pemikiran.
Masalah NU-Internasional, KH. Hasyim Muzadi mengharapkan agar generasi NU yang di luar negeri agar tetap berkiprah secara positif dalam membangun NU ke depan. Network antar PC-PCI NU dan badan NU lainnya diharapkan semakin kuat. KH. Hsyim menegaskan, "Saya juga mendengar gagasan dari teman-teman NU luar negeri untuk membuat Universitas NU" namun saat ini di NU belum ada dana dan manajemennya.
Di bidang kaderisasi NU, beliau menegaskan bahwa memang beberapa dekade terakhir ini, kaderisasi di NU nampak kurang intensif. Untuk itu kita harus memberikan perhatian khusus terhadap masalah ini secara serius. Karena zaman sekarang ini adalah zaman spesialiasi, maka kita menginginkan kaderisasi yang mengarah kepada pendekatan spesialisasi ini. Misalnya kita ingin menkader para ahli bahtsul masail yang handal dan menguasai, para ekonom yang mendalami bidangnya dan begitu juga di bidang-bidang lainnya. Banyak generasi NU saat ini yang sudah tidak tahu lagi apa itu NU, ini juga memerlukan perhatian dan kesadaran kita semua.
KH. Hasyim Muzadi juga menyatakan mendukung rencana pertemuan NU Luar Negeri di UK dan menyarankan agar PCI-NU Pakistan dan lainnya bisa ikut dalam pertemuan tersebut. Beliau juga mengarapkan agar agenda-agenda penting khususnya di bidang kajian kontemporer NU bisa dibahas dalam pertemuan tersebut.
Kontributor Pakistan : Muhammad Niam