Jakarta, NU Online
Untuk pertama kalinya di Indonesia dan dunia, diselenggarakan kompetisi yang menggabungkan studi Islam dengan matematika yang diselenggarakan oleh Klinik Pendidikan MIPA (KPM) dan majalah Gontor dalam bentuk Fakhruddin ar Razi Competition.
Sekitar 650 siswa kelas 4 SD- 9 SMP mengikuti lomba ini, yang diselenggarakan di Kampus STEKPI, Kalibata pada Sabtu, 8 Oktober untuk babak penyisihan sedangkan final akan diselenggarakan Sabtu, 15 Oktober 2011 untuk babak final. Peserta berasal dari 119 sekolah di Jabodetabek, Bandung, Cirebon, Tasikmalaya, Sukabumi, Pandeglang, Serang, Kediri dan Jember.
<>
Ridwan Saputra, direktur KPM menyatakan banyak umat Islam yang tidak concern, terhadap kemampuan matematika, padahal matematika merupakan ilmu dasar berpikir.
“Jika sudah ada dasar berpikir yang kuat bisa menambah pengetahuan baru di bidang sains. Nah, pengetahuan barunya akan berkembang ketika matematikanya bagus karena dalam matematika, siswa dilatih kemampuan menganalisai, eksplorasi, sehingga kemampuan penelitiannya bagus,” papar Ridwan.
Ia menambahkan, KPM memiliki visi bahwa matematika akan meningkatkan ketakwaan. “Kami ingin membentuk orang yang beriman dan erilmu pengethuan. Kalau belajar matematika tapi tidak meningkatkan keimanan, maka derajat kita tidak naik,” tandasnya.
Saat ini KPM telah merintis pesantren matematika di Bogor. Modelnya, anak-anak yang datang ke pesantren mendapatkan kesempatan belajar selama seminggu. Mereka bisa belajar olimpiade matematika ke arah ketakwaan dengan biaya seikhlasnya. “Insyaallah ke depan, akan menjalar ke ilmu faraid sehingga mereka pulang ada manfaatnya,” paparnya.
Adnin Armas, Pimred majalah Gontor menjelaskan, acara ini dilatarbelakangi semakin menipisnya pengetahuan agara Islam para siswa. Mereka lebih dominan mengejar pengetahuan umum ketimbang pengetahuan agama. Seharusnya, keseimbangan antara keduanya harus diwujudkan untuk mendapatkan pendidikan yang integral.
Ia menerangkan, dulu ketika zaman keemasan Islam, telah banyak lahir ilmuwan muslim yang juga mumpuni di bidang agama Islam. Mereka banyak menemukan teori-teori baru dan membuat berbagai macam peralatan yang memiliki arti penting dalam sejarah peradaban dunia. Misalnya, di bidang matematika, para pakar matematika Muslim telah membei kontribusi nyata dalam menemukan berbagai macam teori, seperti sistem bilangan desimal, sistem operasi dalam matematika seperti penjumlahan, pengurangan, perkalian, pembagian, eksponensial, dan penarikan akar.
Penulis: Mukafi Niam