Warta

Peringati Muharram, NU Kota Bogor Santuni Ratusan Yatim

Jumat, 16 Desember 2011 | 01:16 WIB

Bogor, NU Online
Ratusan anak yatim, Kamis (17/12), mendapatkan santunan kepedulian dari Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Bogor, Jawa Barat, pada acara Peringatan 10 Muharram 1433 Hijriyyah atau lebih dikenal dengan Lebaran Yatim.

Kegiatan santunan yatim dipusatkan di wahana wisata air “The Jungle”, Bogor Nirwana Residence (BNR), Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor.
<>
Panitia Lebaran Yatim PCNU Kota Bogor, Zaenal mengatakan, kegiatan santunan tersebut merupakan kerjasama antara NU dengan manajemen “The Jungle”, wahana wisata air terlengkap di Indonesia.
 
Dalam kesempatan tersebut, pihak panitiaa memberikan santunan kepada 300 orang anak yatim, yaang berasal dari berbagai kelurahan dan kecamatan se-Kota Bogor. Selain itu, pada hari tersebut para peserta santunan juga mendapatkan kesempatan berwisata secara gratis dengan menikmati seluruh wahana permainan yang ada di “The Jungle” sepuasnya.

“Kegiatan ini merupakan wujud komitmen NU terhadap anak-anak yatim. Kami berharap santunan ini dapat membantu meringankan beban yang dihadapi mereka dan berupaya ke depan bisa terus melakukan aksi kepedulian yang lebih nyata,” paparnya.

Rais Syuriyah PCNU Kota Bogor, KH Dudi Zuhdi Mas’ud mengutarakan, tradisi tahunan lebaran yatim yang biasa diperingati umat Islam di Kota Bogor dan di Jawa Barat pada umumnya pada setiap 10 Muharram patut terus dilestarikan.

“Tradisi lebaran yatim sangat bagus. Karena itu perlu terus dilestarikan. Ini merupakan bentuk penghormatan dan kepedulian terhadap nasib anak-anak yatim,” ujarnya.

Dudi Zuhdi mengatakan, setiap Muharram dan Hari-hari Besar Islam (HBI), PCNU Kota Bogor selalu memberikan santunan kepada anak-anak yatim dan kaum dhuafa yang berada di kota setempat.

Budaya santunan kepada yatim dan kaum dhuafa tersebut, terang Dudi, selain sebagai wujud kepedulian sosial NU, juga merupaakan upaya edukasi publik dengan harapan agar paara pemangku kepentingan NU di kota setempat dan masyarakat luas menjadikan kepedulian terhadap yatim dan dhuafa sebagai kebiasaan.

“Kepedulian kepada yatim dan dhuafa harus dijadikan kebiasaan. Dengan begitu, kita selalu memikirkan nasib mereka setiap saat secara berkelanjutan,” imbuhnya.


Redaktur    : Mukafi Niam
Kontributor: Ahmad Fahir


Terkait