Pengurus PP Jam’iyatul Qurra’ Wal – Huffazh akan Menyiapkan Tiga Agenda Besar Dalam Muktamar NU di Solo
Kamis, 20 Mei 2004 | 12:13 WIB
Jakarta, NU Online
Rapat Pleno Pimpinan Pusat Jam’iyyatul Qurra’ Wal – Huffazh (JQH) siang tadi, Senin (20/5) di Gedung PBNU, telah dibuka secara resmi oleh Pelaksana Harian Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH. Masdar Farid Mas’udi.
Manurut Ketua Umum JQH, dalam materi sambutannya, KH. Masdar F. Mas’udi mengajak seluruh pengurus JQH yang hadir untuk menghangatkan kembali titik tumpu penafsiran Al-Qur’an bukan hanya pendekatan tekstual, melainkan juga kontekstual,”kata KH. A. Muhaimin Zen, Ketua Umum Pimpinan Pusat JQH. Selain itu menurut Zen, Masdar menjelaskan bahwa penafsiran teks Al-Qur’an yang selama ini dilakukan baru sebatas kebenaran formal, belum sampai kebenaran fungsional. Agar nantinya bisa mencapai kebenaran fungsional maka penafsiran Al-Qur’an perlu dilakukan dengan pendekatan kontekstual juga. Dengan pendekatan ini, kata Zen yang mengutip Masdar, masyarakat akan semakin merasakan kemaslahatan dari ayat-ayat suci Al-Qur’an.
<>Menurut Zen, rapat pleno para pengurus pimpinan pusat JQH ini diadakan untuk merumuskan agenda-agenda rutin dalam rangka Muktamar NU XXXI di Solo November 2004 nanti. “Pengurus PP JQH sebagaimana Muktamar NU sebelumnya, akan menyelenggarakan kegiatan-kegiatan yang terkait dengan programnya,”kata Zen.
Dia juga menambahkan, bahwa sampai dengan penutupan pleno hari ini, telah dihasilkan tiga agenda kegiatan yang akan diselenggarakan satu minggu sebelum penyelenggaraan Muktamar PBNU (20-22/11).
Ketiga kegiatan itu masing-masing; Penyelenggaraan seminar metodologi tafsir di pesantren klasik dan modern, tekstual dan kontekstual; Penyelenggaraan Musabaqah untuk cabang tasfir, qiroat as-sab’ah dan musabaqah hifdzul Qur’an; Pembuatan buku panduan tilawah (membaca Al-Qur’an), tafsir (menafsirkan Ql-Qur’an), dan tahfidz (menghafal Al-Qur’an). “Tujuan dari ketiga kegiatan ini adalah untuk sosialisasi tentang Qiroat Sab’ah, dan menggalakkan pemahaman tentang tafsir Al-Qur’an,”kata Zen mengungkapkan.
“Khusus untuk seminar tentang metodologi tafsir di atas, tentunya kami akan menitik beratkan pembahasan tentang penafsiran Al-Qur’an dengan pendekatan fungsional,”ungkap Zen yang bergelar magister agama ini. (Dul)