Warta

Peminggiran Sosial Ancam Remaja Muslim di Australia

Rabu, 19 September 2007 | 08:16 WIB

Brisbane, NU Online
Peneliti Universitas Queensland Tengah (CQU), Dr.Sansnee Jirojwong, mengatakan, remaja Muslim sesungguhnya merupakan bagian dari sumber daya manusia Australia namun hasil survei pihaknya menemukan mereka masih mendapatkan perlakuan kasar karena agama yang mereka anut.

Dalam survei terhadap 117 orang responden dari kalangan muda Muslim Australia berusia 9-19 tahun  itu,  Jirojwong mengatakan, sebanyak 93 persen responden mengaku bangga sebagai Muslim namun hampir separuh dari mereka justru mendapatkan perlakuan kasar secara verbal dan fisik karena kemuslimannya.

&<>;quot;Hampir separuh mendapat perlakuan kasar secara verbal maupun fisik oleh sejumlah orang di tempat-tempat publik karena mereka Muslim," katanya dari Brisbane, Selasa.

Survei terhadap 117 anak muda Muslim Australia yang berasal dari di tiga daerah di Negara Bagian Queensland, yakni Brisbane, Rockhampton, dan Mackay, itu juga mendapati rendahnya pemahaman masyarakat tentang peran shalat, berpakaian dan makanan bagi Muslim, katanya.

Survei yang melibatkan Dr.Sansnee Jirojwong, Tabassum Ferdous,  Dawn Hay, Dr Daniel Teghe dan Dr Roberta Harreveld  (CQU) dan Dr Mohamad Abdalla (Universitas Griffith) itu dimaksudkan untuk mengkaji lingkungan sosial, budaya, politik dan struktural yang memengaruhi identitas dan persepsi diri para responden.

Para peneliti itu mengumpulkan data riset mereka melalui diskusi kelompok dan kuesioner singkat. Dari penelitian itu, kata Sansnee, diketahui bahwa 48 persen responden lahir di Australia dan berbahasa Inggris lisan maupun tulisan dengan baik, serta menggunakan bahasa itu di sekolah maupun tempat kerja.

Namun, Jirojwong mengatakan, banyak dari mereka mengalami diskriminasi, anggapan negatif (stereotype), dan marginalisasi di sekolah, taman bermain, maupun di tempat kerjanya.

"Anak-anak muda itu sangat bangga dengan identitas diri mereka, dan mereka masyarakat, termasuk teman-teman sekolah dan tetangga-tetangga mereka menghormati dan memahami mereka," katanya.

Untuk merespon kondisi ini, Jirojwong mengatakan, banyak strategi yang bisa diterapkan warga Muslim dan organisasi keislaman maupun organisasi-organisasi lain di Australia baik yang ada di tingkat lokal maupun nasional karena bagaimana pun generasi muda Muslim adalah orang-orang Australia juga. Mereka merupakan bagian dari sumberdaya manusia Australia.

Strategi-strategi penanganan yang komprehensif dan berjangka panjang dibutuhkan untuk mengurangi potensi peminggiran sosial terhadap anak-anak muda Muslim di Australia. Dampak negatif liputan media tentang umat Islam termasuk hal yang banyak dikeluhkan, katanya.

Umat Islam merupakan salah satu kelompok minoritas di Australia. Dari 20,2 juta jiwa penduduk negara benua itu, sekitar 300 ribu orang di antaranya beragama Islam. Mereka umumnya merupakan imigran yang berasal dari berbagai latar belakang bangsa, seperti Arab, Turki, dan Lebanon. (ant/sir)


Terkait