Warta

Pejabat Tinggi Bolivia Berkunjung ke Washington

Selasa, 26 Februari 2008 | 02:32 WIB

La Paz, NU Online
Seorang pejabat tinggi Bolivia, Juan Ramos Quintana, Senin (25/2), mengungkapkan rencananya untuk berkunjung ke Washington. Kunjungan itu dimaksudkan untuk menunjukkan bukti bahwa program-program bantuan AS telah dirancang untuk merongrong pemerintahan Bolivia.

Menteri Kepresidenan itu mengatakan, pihaknya bermaksud mengadukan apa yang disebutnya sebagai "campur tangan" oleh Kedutaan Besar AS yang bermarkas di Bolivia dan berharap untuk memperbaiki hubungan AS-Bolivia dalam pertemuannya dengan para anggota Kongres AS pekan depan.<>

Presiden Bolivia, Evo Morales, berulang kali menuduh adanya keterlibatan Badan Pembangunan Internasional AS (USAID) dalam mendukung pihak oposisi konservatif Bolivia.

Pemerintahannya menunjukkan adanya bukti dengan kampanye "desentralisasi" oleh USAID. Setidaknya, jejak kampanye itu telah menjadikan enam dari sembilan pemerintahan negara dikendalikan oleh para gubernur dari pihak oposisi.

Belakangan ini, program-program yang disponsori AS telah memberikan pelatihan kepada para pegawai pemerintah tentang bagaimana menangani anggaran (negara), perencanaan, dan pelayanan publik dengan lebih baik sehingga pemerintahan-pemerintahan negara bisa "beroperasi lebih strategis." Demikian sejumlah dokumen USAID melaporkan.

Sejumlah pejabat Kedutaan AS menekankan bahwa bantuan USAID-nya itu didistribusikan secara merata di seluruh Bolivia, termasuk program-program yang memberikan andil bagi komunitas yang dipimpin oleh Partai Gerakan menuju Sosialisme-nya Morales.

Hubungan kedua negara yang sudah membaik kembali terusik bulan ini dengan adanya keluhan-keluhan bahwa seorang pejabat kedutaan meminta relawan-relawan Korps Perdamaian dan seorang sarjana Fulbright untuk mengumpulkan informasi mengenai kerja warga Venezuela dan Kuba di Bolivia.

Venezuela dan Kuba yang merupakan negara-negara sekutu pimpinan Morales juga memberikan bantuan untuk bangsa Andean itu. Demikian sumber Associated Press melaporkan.

Para pejabat kedutaan mengakui, ada seorang pegawai keamanan telah "berkhianant" dengan memberikan penjelasan perihal keamanan kepada relawan-relawan Korps Perdamaian yang hanya untuk staf kedutaan. Relawan-relawan itu kemudian diminta untuk memberikan laporan mengenai "aktivitas-aktivitas yang mencurigakan."

Duta Besar AS untuk Bolivia Gustavo Guzman urung memberikan konfirmasi rencana pertemuan antara Quintana dengan para nggota Kongres AS di Washington pekan depan dan mengatakan, rencananya itu hingga kini belum ditentukan. (dar)