Jakarta, NU Online
Terpilihnya KH Said Aqil Siradj sebagai Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) disambut baik Menteri Pembangunan Daerah Tertinggal (PDT) Helmy Faishal Zaini. Pihaknya memastikan akan terus bersinergi dan bekerjasama dengan PBNU untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi santri dan masyarakat NU yang ada di pedesaan.
Menurutnya, masih banyak warga NU, yang mayoritas ada di pedesaan harus mendapatkan perhatian dari Ketua Umum PBNU yang baru agar agar bisa terangkat ekonominya.<>
“Saat muktamar berlangsung, kita sudah melakukan kerjasama dengan PBNU. Semoga ini bisa terealisasi dengan baik untuk meningkatan kesejahteraan warga NU,” tuturnya kepada wartawan di Jakarta, Rabu (31/3).
Diakui, saat ini masih banyak desa-desa yang dihuni mayoritas warga NU masih berada dalam status desa tertinggal. Menurutnya, hal ini harus direspon dengan cepat dan tepat agar kesejahteraan warga NU di desa juga bisa meningkat.
Dijelaskan, fakta sejarah menunjukkan, potensi perekonomian warga NU yang berjumlah lebih dari 60 juta orang ternyata masih kurang digarap secara optimal. Padahal di sana ada potensi ekonomi besar yang bisa dibangkitkan dari warga NU yang mayoritas berada di pedesaan.
“NU sudah ada di 33 wilayah, 339 cabang, 12 istimewa, dan 2.630 majelis wakil cabang. Pada prinsipnya, mereka hanya butuh sedikit sentuhan untuk membangkitkan potensi perekonomian yang telah ada,” katanya. (nam)
Terpilihnya KH Said Aqil Siradj sebagai Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) disambut baik Menteri Pembangunan Daerah Tertinggal (PDT) Helmy Faishal Zaini. Pihaknya memastikan akan terus bersinergi dan bekerjasama dengan PBNU untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi santri dan masyarakat NU yang ada di pedesaan.
Menurutnya, masih banyak warga NU, yang mayoritas ada di pedesaan harus mendapatkan perhatian dari Ketua Umum PBNU yang baru agar agar bisa terangkat ekonominya.<>
“Saat muktamar berlangsung, kita sudah melakukan kerjasama dengan PBNU. Semoga ini bisa terealisasi dengan baik untuk meningkatan kesejahteraan warga NU,” tuturnya kepada wartawan di Jakarta, Rabu (31/3).
Diakui, saat ini masih banyak desa-desa yang dihuni mayoritas warga NU masih berada dalam status desa tertinggal. Menurutnya, hal ini harus direspon dengan cepat dan tepat agar kesejahteraan warga NU di desa juga bisa meningkat.
Dijelaskan, fakta sejarah menunjukkan, potensi perekonomian warga NU yang berjumlah lebih dari 60 juta orang ternyata masih kurang digarap secara optimal. Padahal di sana ada potensi ekonomi besar yang bisa dibangkitkan dari warga NU yang mayoritas berada di pedesaan.
“NU sudah ada di 33 wilayah, 339 cabang, 12 istimewa, dan 2.630 majelis wakil cabang. Pada prinsipnya, mereka hanya butuh sedikit sentuhan untuk membangkitkan potensi perekonomian yang telah ada,” katanya. (nam)
