Warta

PCNU Magelang: Pimpinan NU Harus Jadi Khodam Ulama

Rabu, 24 Maret 2010 | 09:48 WIB

Makassar, NU Online
Pimpinan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) ke depan harus orang yang betul-betul siapa menjadi sebagai khoddam atau pelaksana perintah dari ulama. Demikian diutarakan oleh Wakil Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Magelang, Jawa Tengah, A Rifai kepada NU Online di Makassar, Rabu (24/3).

“Pimpinan (tanfidziyah) PBNU harus menjadi khodam para ulama, sehingga dapat mewujudkan apa yang menjadi harapan dan amanat ulama dalam membangun NU di tengah umat,” paparnya. Rivai yakin bila PBNU dipimpin oleh sosok yang siap menjadi khodam bagi ulama, ghiroh dan ruh perjuangan NU akan bangkit lagi, sehingga NU dapat tampil menggeliat sebagai kekuatan utama masyarakat.<>

“NU memiliki ruh perjuangan yang dijaga oleh para ulama. Karena itu pimpinan PBNU harus menjadi khodam ulama, bukan khoddam ambisi jabatan atau kekuasaan. Pimpinan PBNU harus punya jiwa ikhlas dalam berjuang,” terangnya.

Hal senada diutarakan oleh Katib PCNU Kota Magelang, A Zaenuddin. Menurutnya, NU memiliki paradigma sebagai organisasi yang memiliki nilai juang keikhlasan, pengabdian, perjuangan terus menerus tanpa pamrih, pembelaan terhadap tanah air, pemuliaan terhadap ulama serta mengedepankan kepentingan umat di atas apapun.

“Jika paradigma tersebut dipatuhi, NU akan menjadi kekuatan besar yang menentukan dan bermanfaat bagi kehidupan umat,” ujar Zaenuddin.

Lebih lanjut Zaenuddin menyatakan, sebagai ormas yang didirikan ulama, NU tidak bisa jauh dari ulama. Dalam hal ini direpresentasikan oleh pesantren. Karenanya, pesantren harus dilibatkan dalam berbagai program NU, sehingga semakin berdaya dan berdaya saing.
   
“Selain ulama dan pesantren, tentu NU harus memperhatikan masyarakat luas. NU harus menjadi wasilah yang efektif antara ulama, masyarakat dan negara,” tuturnya. (hir)


Terkait