Warta

PCNU Kota Tegal Prihatin Maraknya 'Bonek'

Selasa, 14 Desember 2010 | 05:12 WIB

Tegal, NU Online
Maraknya anak jalanan yang sering bergerombol di pinggir jalan, tempat-tempat keramaian dan perempatan lampu merah dengan pakaian khas bergaya penyanyi rock tapi keadaanya kumal, yang juga sering disebut bonek,  disesalkan oleh PCNU kota Tegal.

“Saya merasa prihatin dengan keadaan anak-anak muda sekarang yang sering bergerombol di pinggir-pinggir jalan kota Tegal, tempat keramaian, perempatan lampu merah yang bergaya mirip penyanyi rock, tapi keedaanya kumal. Mereka kan masih berkewajiban sekolah, menuntut ilmu untuk bekal kehidupan mereka di masa depan. Kalau pemudanya seperti itu, mau jadi apa negara ini,” kata wakil ketua PCNU kota Tegal, Drs HM Khaerul Huda MSi, kepada NU Online di Tegal, Senin (13/12).<>

Menurut Khaerul, munculnya fenomena anak-anak muda seperti itu, karena minimnya pendidikan agama baik di sekolah ataupun keluarga. “Kalau di sekolah sih memang pendidikan agama  tidak mencukupi karena hanya beberapa jam saja setiap minggunya. Justru yang terpenting adalah pendidikan agama di luar sekolah dalam hal ini keluarga, karena sebenarnya keluarga adalah madrasatul ula, pendidikan yang pertama kali diberikan kepada anak," katanya.

Kalau orang tua, lanjutnya,  membiarkan anaknya berada di pinggir-pinggir  jalan tanpa diperintahkan untuk sekolah di madrasah diniah misalnya, maka fenomena anak jalanan, bonek akan terus berlangsung dan itu akan membahayakan baik bagi pemuda tersebut atau lingkungannya, karena tak menutup kemungkinan mereka akan berbuat jahat bahkan nekat ketika mereka membutuhkan uang.

“Kalau terkait dengan tanggung jawab pemerintah, pemkot Tegal sudah cukup bagus, diantaranya dengan mewajibkan anak didik baik SMP/ SMA untuk baca Al-Qur'an sebelum jam pelajaran dimulai. Kemudian memberikan poin nilai tambahan 2 untuk mereka yang mempunyai sertifikat / ijazah lulus madrasah diniah. Ini akan mendorong orang tua untuk memasukan anaknya sekolah di madrasah diniah," tandasnya.

Khaerul berharap orang tua betul- betul pro aktif dalam mendidik putra-putrinya. “Tidak ada alasan untuk tidak sekolah di Tegal, karena sekolah di SD/SMP itu sudah gratis dan bagi siswa SMA yang tidak mampu juga bisa gratis. Saya yakin pemuda yang suka nongkrong-nongkrong di pinggir jalan itu sudah putus sekolah," katanya.

“Mengapa orang tua perlu pro aktif, karena baik dan buruknya anak itu tergantung orang tua, ini sebagaimana ajaran agama, sesuai apa yang dikatakan Nabi, setiap anak yang dilahirkan dalam keadaaan suci, maka sesungguhnya kedua orang tuanyalah yang menjadikan Yahudi, Nasrani atau Majusi. Disinilah faktor orang tua sangat mempengaruhi kehidupan keberagamaan anaknya," jelas Khaerul. (fth)


Terkait