Warta

PBNU Larang Fasilitas NU untuk Kepentingan Pilkada

Sabtu, 22 Mei 2010 | 10:42 WIB

Jember, NU Online
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, Said Aqil Siradj, melarang penggunaan fasilitas Nahdlatul Ulama untuk kepentingan politik pemilihan umum kepala daerah.

Hal ini dikemukakan Said, menanggapi aksi unjukrasa aktivis Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia, di kampus Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Jember, Jumat (21/5). Mahasiswa memprotes penggunaan salah satu bagian kantor NU Jember sebagai posko pemenangan pasangan calon bupati-wakil bupati Guntur Ariyadi dan Abdullah Syamsul Arifin.<>

"Jangan sampai kandidat calon bupati atau wakil bupati menggunakan stempel, kop, tanda tangan NU, fasilitas NU," kata Said.

Selanjutnya, PBNU akan memberikan teguran kepada PCNU Jember terkait persoalan penggunaan fasilitas NU ini. Said juga melarang PCNU secara institusional memberikan dukungan kepada calon bupati-wakil bupati tertentu. "Atas nama NU tidak boleh. Kalau atas nama pribadi, boleh," katanya.

Said memberikan jalan keluar soal dukung-mendukung ini. "Jalan keluarnya gampang. Bikin saja seluruh jamiyah tahlilan mendukung si A. Selesai. Jangan pakai NU," katanya.

Sebelumnya, saat baru saja tiba di kampus STAIN Jember, Said disambut demo mahasiswa PMII. Para mahasiswa menunjukkan spanduk bertuliskan 'Posko Pemenangan H. Guntur-Gus AAb' kepada Said. Spanduk itu diambil mahasiswa dari kantor PCNU, Kamis (20/5).

"Kami merasa miris. Kondisi NU Jember saat ini sudah tidak steril, kantor dijadikan posko pemenangan salah satu calon," kata M. Nur Affandi, Ketua PMII STAIN Jember seperti dilansir beritajatim.com.

Said menyatakan baru tahu mengenai persoalan spanduk tersebut. "Saya sudah bincang-bincang dengan Pak Babun (Babun Sugiarto, Ketua Gerakan Pemuda Ansor Jember). (Saya katakan) kantor jangan sampai dijadikan untuk kepentingan politik. Jelas tidak benar kalau kantor NU dijadikan posko siapapun," katanya kepada mahasiswa.

Salah satu bagian kantor NU Jember di Jalan Imam Bonjol digunakan sebagai posko pemenangan pasangan Guntur Ariyadi-Abdullah Syamsul Arifin. Di atas salah satu bangunan kantor, tampak spanduk bertuliskan 'Posko Pemenangan H. Guntur-Gus Aab', dengan gambar lambang Partai Demokrat dan Partai Kebangkitan Bangsa.

Undurkan Diri


Ketua Tanfidz Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama Jember Abdullah Syamsul Arifin resmi mengundurkan diri dari jabatannya, karena mencalonkan diri sebagai wakil bupati Jember.

Surat pengunduran diri resmi Gus Aab, panggilan Abdullah, sudah diterima Ketua Umum Pengurus Besar NU KH Said Aqil Siradj pada 11 Mei lalu. "Pengurus harian NU kalau ingin jadi calon bupati, harus memilih salah satunya. Tidak boleh merangkap," katanya, saat berkunjung ke kampus Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Jember, Jumat (21/5).

Gus Aab digantikan oleh wakilnya, Alfan Jamil hingga konferensi cabang yang akan datang. Jika Gus Aab tidak terpilih dalam pemilukada Jember, dia tak akan secara otomatis kembali ke jabatannya sebgai ketua NU Jember. "Kalau kembali kan non aktif berarti," kata Said.

Said menyatakan, banyak kader NU yang menjadi calon kepala daerah. "NU memang harapan terakhir, karena NU memang relatif paling bersih," katanya.

Kendati ada calon NU yang maju dalam pemilukada, Said mengingatkan agar secara institusional NU tidak memberi dukungan. Fasilitas NU pun dilarang digunakan untuk salah satu calon. (mad)


Terkait