Banda Aceh, NU Online
Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) akan mengirimkan santri senior dari berbagai pesantren di Jawa Timur di bawah koordinasi pesantren Lirboyo Kediri sebagai tenaga sukarelawan ke Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) guna membantu proses rehabilitasi mental dan mengajar di bidang ilmu agama.
"Paling tidak satu hingga dua pekan depan tenaga relawan dari kalangan ponpes itu sudah bisa diberangkatkan dan akan bertugas di Aceh hingga batas waktu yang belum ditentukan," kata ketua umum PBNU, KH Hasyim Muzadi, Selasa kemarin (11/1) dalam kunjungannya ke Banda Aceh bersama sejumlah tokoh agama dan pimpinan Media Group, Surya Paloh.
<>"Para santri tersebut tugas utamanya untuk memberikan suwuk (terapi mental-red) kepada para pengungsi dan korban bencana Tsunami yang sudah menderita depresi mental dan stres berat. Bantuan psikiater saja belum cukup, karena psikiater hanya melakukan terapi dengan wawancara yang kadang sulit di pahami oleh korban, karena itu, pendekatan yang dilakukan oleh para santri tersebut ya komunikasi langsung dengan Allah," jelas Hasyim.
PBNU sendiri menunjuk Ponpes Lirboyo selaku koordinator dan sampai saat ini sudah ada dua ponpes besar di Jatim yang menyatakan kesediannya untuk mengirimkan relawan tersebut, yakni Ponpes Al Falah Ploso, Mojo, Kediri dan Ponpes Sidogiri, Pasuruan. "Untuk tahap awal nanti paling tidak ada sekitar 50 orang santri yang rata-rata sudah senior dan mempunyai keahlian di bidang dakwah dan mengajar ilmu-ilmu agama," ujarnya kepada NU Online yang menyertainya dalam kunjungan sehari tersebut.
Menurut Kyai Hasyim sebagian diantara para santri senior tersebut selanjutnya akan disebar di sedikitnya 12 ponpes di Aceh yang sampai saat ini kondisinya masih utuh namun para tenaga pengajarnya tidak diketahui nasibnya akibat dihempas gelombang tsunami 26 Desember 2004 lalu. Sedang sebagian lainnya akan bertugas langsung di tengah-tengah masyarakat dengan membantu menyelenggarakan kegiatan keagamaan melalui ceramah atau pengajian agama.
"Kondisi di Aceh saat ini selain membutuhkan relawan yang bekerja membantu proses evakuasi, dana dan barang-barang kebutuhan lainnya, juga membutuhkan tenaga di bidang ilmu agama yang bisa memberikan siraman rohani setelah terjadinya musibah itu," papar mantan Cawapres PDIP ini.
Keberangkatan dan biaya hidup para santri senior selama berada di Aceh menjadi tanggung jawab sepenuhnya PBNU. Proses seleksi tenaga sukarelawan itu sendiri saat ini sudah mulai digelar di dalam lingkungan Ponpes Lirboyo, dengan persyaratan harus lulus pendidikan ’aliyah, mempunyai kecakapan dalam menyampaikan ilmu-ilmu agama dan bersedia ditugaskan dalam batas waktu yang tidak ditentukan serta sehat jasmani dan rohani. (cih)