Warta

PBNU : Kekerasan Jangan Dilawan Dengan Kekerasan

Kamis, 21 Juli 2005 | 06:25 WIB

Jakarta, NU Online
Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menyambut baik pertemuan Perdana Menteri Inggris Tony Blair dengan para pemimpin Muslim negara itu guna membicarakan masalah terorisme pasca ledakan bom di London 7 Juli lalu yang menewaskan sedikitnya 56 orang.

Ketua PBNU Bidang Urusan Luar Negeri Rozy Munir saat dihubungi dari Jakarta, Selasa, menyatakan, pertemuan Blair dengan tokoh Muslim Inggris patut dipuji sebagai upaya lain dalam menyikapi kasus ledakan bom di London yang tidak melulu mengandalkan kekerasan.

<>

"Kekerasan tidak bisa dilawan kekerasan karena akan menghasilkan kekerasan baru. Kalau begini tak akan ada habisnya," katanya.
 
Selain itu, tambahnya, pertemuan tersebut menunjukkan keseriusan pemerintah Inggris untuk lebih memahami arti Islam sebagai agama pembawa rahmat bagi seluruh alam (rahmatan lil alamin).

"Kebetulan akhir-akhir ini sikap Inggris yang disampaikan ke Indonesia mencoba memahami arti Islam yang rahmatan lil alamin," katanya.

Keinginan Inggris untuk memahami Islam yang damai, kata Rozy, juga diwujudkan dengan mengundang pimpinan Muhammadiyah berkunjung ke negara itu, mengundang kader NU untuk mengikuti pelatihan manajemen, serta mengutus, meski tak formal kenegaraan, Prof Tariq Ramadhan yang merupakan cucu pendiri Ikhwanul Muslimin Hasan al Banna hadir dalam konferensi internasional sarjana Islam di Jakarta tahun lalu.

Dengan adanya pertemuan Blair dengan pemimpin Muslim Inggris itu, Rozy berharap tidak akan ada lagi upaya mengaitkan kasus ledakan di London, yang juga dikecam umat Islam di dunia, termasuk PBNU, dengan Islam sebagai agama, melainkan murni aksi terorisme yang merupakan kejahatan terhadap kemanusiaan.

Di Inggris sendiri tercatat sekitar 1,6 juta orang beragama Islam. Sebelumnya sekitar 500 pemimpin umat Islam di Inggris dan kalangan cendekiawan muslim mengutuk aksi pemboman di London. (Ant/sk/Die)


Terkait