Warta

PBNU Harapkan GP Ansor Kembali ke Habitatnya.

Sabtu, 2 April 2005 | 13:35 WIB

Jakarta, NU Online
Dalam ceramahnya dihadapan peserta kongres Ansor ke XIII di Asrama Haji Pondok Gede Jakarta (02/04) Ketua PBNU mengharapkan agar Ansor kembali sebagai organisasi gerakan. “Insyaallah kalau kita kembali semuanya ke habitat kita akan meraih kemulyaan kembali. Kemulyaan dalam arti yang sesungguhnya,” tandasnya.

Hasyim mengungkapkan bahwa bukan berarti bahwa para pengurus Ansor dilarang untuk berkarir dalam dunia politik, akan tetapi dalam hal tersebut jangan sampai malah merusak Ansor.

<>

“Saya tidak melarang pengurus Ansor berpolitik tetapi harap diperhatikan aturan mainnya. Jangan sampai Ansor digunakan untuk alat politik yang tidak boleh adalah caranya. Kita harus melakukan penguatan di bidang politik, baik politik kebangsaan maupun politik kekuasaan,” tandasnya

Dicontohkannya bahwa pembelaan terhadap wilayah NKRI seperti di Ambalat merupakan politik kebangsaan yang jika tanpa dimintapun harus ikut, sementara untuk politik kekuasaan, banyak jalan yang bisa ditempuh melalui berbagai partai yang ada.

“Politik mengandung unsur kekuasaan dan pengabdian. Setelah kekuasaan dia harus masuk ke pengabdian. Kalau demikian akan baik, tapi biasanya habis energinya untuk rebutan kekuasaan, tidak ada lagi yang untuk khidmat,” tandasnya.

Ditambahkannya bahwa kalau hanya politik praktis saja yang diurusi, hanya akan ada sedikit orang yang berhasil dan tidak bisa mengangkat kader yang sedemikian banyak.

“Tidak mungkin orang sekian jadi menteri semua, ya paling cuma satu dua yang jadi menteri, lalu kader yang lainnya ke mana sedangkan kalau dipaksakan mengerucut, akan jadi pembenar kemauan-kemamauan bukan inspirator dan aktor,” tandasnya.

Dicontohkannya bahwa pada masa lalu ketika masih di menjadi pengurus Ansor di daerah, terdapat berbagai model pelatihan bagi kader untuk mendistribusikan kader dalam berbagai bidang seperti adanya Latihan Kader Dasar (LKD), Latihan Kader Muda (LKM), Advance Training, Latihan Profesi, Studi Kasus, Problem Solving bahkan ada yang namanya Latihan Kader Berdikari yang memungkinkan seseorang bisa memutuskan sesuatu tanpa meminta petunjuk dari atasan.

Ketua Umum PBNU yang memulai karir sebagai ketua ranting Ansor tersebut juga mengungkapkan idenya untuk membuat sekolah atau kursus politik aplikatif sehingga anggota NU yang disiapkan jadi DPR, walikota, gubernur dan jabatan politik lainnya memiliki kemampuan yang memadai.

Dalam kongres kali ini Ansor diharapkan dapat menghasilkan konsepsi pengkaderan. “Jangan hanya menjadi organisasi massa saja tanpa menjadi organisasi kader. Kalau hanya organisasi massa, massa dihitung sebagai komunitas, tidak memungkinkan tokohnya dihitung,” tambahnya.

Dalam hal ini PBNU meminta agar Ansor juga melakukan penguatan program seperti ekonomi keummatan, tenaga kerja dan masalah yang menyangkut sumber daya manusia.(mkf)

 

 

 


 


Terkait