Terpilihnya Nusron Wahid sebagai mandataris kongres Ansor di Surabaya diharapkan mampu membenahi dan mengembalikan ruh Ansor sebagai organisasi gerakan pemuda. Pasalnya, selama ini Ansor dinilai telah kehilangan ruhnya dan terjebak pada kepentingan politik praktis.
“Sebagai orang Kudus, kami turut bangga atas terpilihnya Nusron dan mendorong kepemimpinannya amanah membesarkan Ansor menjadi lebih baik,” kata wakil sekretaris PCNU Kudus Agus Hari Ageng kepada NU Online, Senin (17/1) malam.<>
Menurut Ageng, selama ini Ansor disemua tingkatan memiliki kecenderungan melibatkan diri dalam urusan politik dibanding melayani ummat. Akibatnya, masyarakat sering pesimis dan acuh tak acuh terhadap keberadaan Ansor.
“Hal inilah yang harus dibenahi ketua umum yang baru, sehingga masyarakat bisa merasakan perjuangan Ansor,” tandas mantan pengurus pusat IPNU ini.
Sebagai organisasi pergerakan, tambah Ageng, Ansor seharusnya melakukan aksi untuk mengisi ruang-ruang publik sebagai upaya membangun kemaslahatan umat.
“Kebijakan dan fenomena sosial harus bisa disikapi Ansor secara kritis dengan melakukan pendampingan pada masyarakat pada semua sektor kehidupan,” tandas Ageng.
Harapan yang sama disampaikan sekretaris PAC GP Ansor Kecamatan Gebog Afif Adnan. Ia mengapresiasikan komitmen ketua umum saat baru terpilih dimana pengembangkan Ansor tidak sebatas berskala nasional melainkan internasional.
“Kita turut bangga punya Ketum memiliki pemikiran masa depan tersebut, tetapi pemberdayaan ekonomi warga Ansor patut mendapat proritas,”katanya.
Meski latar belakang Nusron adalah politisi, Afif tidak mempermasalahkannya. “Selama tidak mempolitisir Ansor dan mempertahankan komitmennya, tentu bisa membawa Ansor berkembang besar,” harapnya seraya menyambut baik terpilihnya Nusron Wahid.
Sebagaimana diketahui hasil Kongres Ansor di Surabaya, Mantan ketua umum PB PMII terpilih sebagai ketua umum PP GP Ansor dengan memperoleh 345 suara mengungguli Marwan Ja’far yang memeroleh 161 suara.(adb)