Warta

NU Secara Organisatoris Tidak Perlu Bersikap dalam Kasus Saifullah Yusuf

Kamis, 11 September 2003 | 13:36 WIB

Jakarta, NU Online
Rois Syuriah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur KHA Masduqi Mahfudh berpendapat bahwa NU secara organisatoris tidak perlu bersikap dalam menghadapi masalah pencopotan Saifullah Yusuf dari jabatannya sebagai Sekjen PKB karena ini merupakan masalah pribadi, bukan masalah institusi namun ia berharap agar rencana pencopotan Saifullah Yusuf dari jabatan Sekjen DPP PKB dianulir.

"Kalau DPP PKB tidak menganulir sikapnya tentu sikap para kiai seperti dalam pertemuan di Pesantren Lirboyo (9/9) tentu akan jalan terus," katanya di Surabaya, Kamis.

<>

Di sela-sela seminar "Peran NU menghadapi terorisme" yang menampilkan Konsul AS di Surabaya Philip Antwiller, ia mengemukakan hal itu menanggapi sikap 54 kiai dalam pertemuan di Lirboyo (9/9).

Dalam pertemuan Lirboyo itu, para kiai/ulama NU mengancam akan menggelar Musyawarah Luar Biasa (MLB) dan mendesak PBNU membentuk partai baru, apabila keputusan DPP PKB mencopot Saifullah tak dicabut.

Menurut kiai Masduqi, kemungkinan membentuk parpol baru sebenarnya sulit tercapai, karena waktu yang belum tentu memadai sehingga kemungkinan mengikuti Pemilu 2004 juga tidak ada jaminan.

"Belum lagi parpol baru juga jangan-jangan akan sama atau tidak menuruti (patuh) kepada para kiai," kata pengasuh Pesantren Nurul Huda, Kota Malang itu.

Namun, katanya, para kiai tetap saja dapat mencoblos PKB di daerah, tapi untuk tingkat pusat tidak mencoblos PKB. "Biar pimpinan pusat PKB kapok (jera)," katanya.

Oleh karena itu, katanya, warga NU hendaknya bersabar menunggu perkembangan situasi yang ada. "Kalau PKB nurut (patuh) ya dibeking,
tapi kalau tidak nurut ya nggak perlu dicoblos untuk tingkat pusat," katanya.

Pendapat senada diungkapkan oleh KH Hasib Wahab dalam perbincangannya dengan NU Online. Ia berpendapat bahwa pendirian partai baru oleh para kyai NU hanya merupakan ancaman agar para pengurus PKB memperhatikan kepentingan umat. “Jika tidak diperhatikan para kyai akan mencabut dukungannya terhadap PKB,” ungkapnya.

 A’wam PWNU Jatim berpendapat bahwa memang secara stuktural tidak ada hubungan antara PKB dengan NU, namun demikian, secara historis dan kultural, hal tersebut tidak dapat dilepaskan karena PKB memang didirikan oleh PBNU. “Saifullah merupakan ketua umum Ansor yang tentu saja berkaitan dengan NU, lain halnya kalau yang di pecat memang kader-kader NU muallaf,” tambahnya.

Ia mengharapkan ada pertemuan antara PKB dan PBNU untuk menyelesaikan masalah ini dan ia masih bersikap khusnuddhon bahwa akan terjadi tabayyun antara kedua belah pihak.

Pengasuh ponpes Bahrul Ulum Tambak Beras Jombang tersebut juga menceritakan bahwa semasa masih menjadi partai politik, dalam tubuh NU juga sering terjadi konflik, akan tetapi masalah tersebut diatasi dengan keputusan syuriah.(mkf)


Terkait