Jakarta, NU Online
Dalam perjalanan sebagai organisasi, NU selalu menghargai empat nilai yang selalu dipegang dengan kukuh. Nilai tersebut adalah, semangat pluralisme, semangat keagamaan, semangat kebhinekaan Indonesia dan semangat humanisme.
Hal tersebut diungkapkan oleh KH Said Aqil Siradj dalam pidato pembukaan Kongres Ansor ke XIII di Asrama Haji Pondok Gede Jakarta, Jum’at (01/04). Kang Said dalam hal ini menggantikan Rais Aam PBNU KH Sahal Mahfudz yang tidak dapat hadir karena sakit sedangkan Ketua PBNU KH Hasyim Muzadi masih berada dalam perjalanan dari Thailand untuk membantu menyelesaikan konflik muslim di Thailand Selatan.
<>“NU memperjuangkan nilai universalisme Islam, namun tetap dalam bingkai nasinalisme, bukan menginginkan berdirinya negara Islam,” tandasnya. Dalam hal ini pelaksanaan ajaran agama tidak cukup secara legal formal seperti menggunakan atribut-atribut berbau Islam dengan ikat kepala bertuliskan Allahu Akbar.
Kang Said menjelaskan bahwa NU memiliki visi agama yang ramah dan damai. Ia juga sempat menyitir hadist ketika penyerangan kota Mekah yang mana Rasulullah meminta tidak adanya balas dendam. “Hari ini adalah hari saling mengasihi dan melupakan perselisihan,” ungkapnya mengutip sebuah hadist dari Rasulullah.
Sementara itu Wapres Jusuf Kalla mengungkapkan bahwa Ansor Ansor bukanlah kader partai yang harus selalu siap menyambut kunjungan dari pembesar Ansor, PBNU dan PKB. Dalam hal ini Ansor harus mampu membantu masyarakat petani, nelayan dan UKM dalam mengatasi kesulitan-kesulitan yang mereka alami,” tandasnya yang datang ditemani dengan Wakil Ketua MPR Aksa Mahmud.
Ketua GP Ansor Saifullah Yusuf mengungkapakan bahwa GP Ansor merupakan satu-satunya badan otonom NU yang dibelakang namanya tidak ada embel-embel nama NU seperti badan otonom lainnya seperti Muslimat NU, IPNU, Fatayat NU dan lainnya. “Karena itu kita harus menjaga kepercayaan yang diberikan oleh para kyai terhadap Ansor,” tandasnya.
Hadir dalam acara tersebut beberapa kyai sepuh NU seperti KH Idris Marzuki, KH Muhaiminan Gunardo, KH Mas Subadar, KH Endin Fachruddin Masturo. Tampak juga mantan ketua umum GP Ansor Cholid Mawardi dan beberapa anggota DPR dari kalangan NU.(mkf)