Warta

NTB "Bingung" Jual Beras

Sabtu, 18 Oktober 2003 | 06:49 WIB

Jakarta, NU.Online
Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) merasa "bingung’ ke mana akan menjual kelebihan beras sekitar 200.000 ton yang saat ini berada di gudang.

Kepala Badan Urusan Ketahanan Pangan Daerah (BUKPD) NTB, Ir Muzani Murza kepada wartawan di Mataram, Sabtu menjelaskan, beras tersebut tidak bisa dijual karena daerah lain seperti Bali dan Nusa Tenggara Timur (NTT) sudah ’dipenuhi’ oleh beras impor.

<>

Pada tahun-tahun sebelumnya kelebihan beras sekitar 200.000 ton tersebut dipasarkan ke luar daerah, seperti Bali, NTT bahkan  DKI Jakarta. "Kita telah berupaya menghubungi sejumlah pengusaha di berbagai daerah termasuk Jakarta, namun harganya sangat murah  kurang dari Rp2.000 per kg," ujarnya.

Beras di NTB sekarang ini menumpuk di mana-mana dan harga sangat murah sebesar Rp1.800 per kg. Dengan harga ini pun masih belum laku juga. Seharusnya harga beras bisa naik mencapai lebih dari Rp3.000
per kg, tetapi kenyataannya  tidak naik-naik.

Produksi padi NTB tahun 2003 diperkirakan 1,4 juta ton
gabah kerign giling (GKG), jika dijadikan beras akan setara dengan  700.000 sampai 800.000 ton,  sementara kebutuhan konsumsi hanya sekitar 500.000 ton.

"Walaupun sekarang ini NTB dilanda kekeringan, namun hingga sekarang belum terdengar ada masyarakat yang kekurangan pangan," katanya.

Menyinggung Hari Pangan Sedunia (HPS) tahun 2003, dia mengatakan untuk tingkat Provinsi NTB akan dipusatkan di Kabupaten Sumbawa.Kegiatan yang dilakukan antara lain  memberikan bantuan
makanan pendamping air susu ibu (ASI) kepada keluarga miskin serta bantuan pangan untuk gizi buruk sebanyak 100 paket masing-masing bernilai Rp50.000.

"Selain itu, memberikan bantuan telur sebanyak 750 butir, 25 kg garam beryodium dan 15 stel pakaian seragam sekolah serta sepuluh dus mi instan kepada Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu)," katanya.(Cih)


Terkait