Jakarta, NU.Online
Hasil pertemuan ulama di Pondok Pesantren Buntet Cirebon Jawa Barat yang mengukuhkan Gus Dur sebagai calon presiden dari PKB disambut baik di daerah basis NU di luar Jawa.
"Saya melihatnya sebagai sebuah keputusan yang arif dan bijaksana karena tetap mengakomodasi dua arus aspirasi besar (mainstream) kaum nahdliyin. Para kiai mendukung pencalonan Gus Dur sebagai calon Presiden RI periode 2004-2009, juga membuka lebar munculnya Capres lain dari NU seperti KH. A. Hasyim Muzadi dan SBY,"kata Ketua PWNU Lampung Drs. KH. Khairuddin Tahmid, M.H. kepada NU Online, Sabtu.
Menurutnya, keputusan itu diambil dengan sangat hati-hati, bahkan menyerahkan kepada Gus Dur untuk menunjuk penggantinya jika berhalangan. Hal itu pernah dilakukan oleh Abu Bakar saat menunjuk Umar bin Khattab.
"Qoyyid (prasyarat) dalam kesepakatan para kyai yang hadir pada pertemuan tersebut untuk mendukung Gus Dur, yakni dalam hal Gus Dur berhalangan atau terganjal persyaratan sebagai capres, para ulama akan bermusyawarah kembali setelah Pemilu Legislatif 5 April 2004 untuk menentukan capres pengganti Gus Dur atau Gus Dur mempertimbangkan salah satu calon lain. Tampak dari hasil kesepakatan itu seolah-olah mata batin (Bashirah) para ulama telah melihat apa yang sesungguhnya akan terjadi,'lanjutnya.
Berkenaan dengan itu, Ketua PWNU Lampung meminta kepada nahdliyin untuk tetap tenang, memperkuat tali silaturrahim, menjaga dan memelihara ukhuwah nahdliyah (Persaudaraan sesama warga NU), ukhuwah Islamiyah (persaudaraan sesama muslim), dan ukhuwah basyariah (Persaudaraan sesama warga bangsa). Disamping itu nahdliyin diharapkan untuk berpartisipasi aktif mensukseskan Pemilu 2004 dan menggunakan hak pilihnya secara bertanggung jawab.
Lebih lanjut, dia juga mengharapkan kepada PBNU menggunakan mekanisme organisasi menentukan sikap dan memberikan taushiah (statmen) berkenaan dengan pencalonan presiden dan wakil presiden RI periode 2004-2009 baik melalui Musyawarah Nasional Alim Ulama dan Konferensi Besar (Munas dan Konbes) atau Rapat Kerja Nasional (Rakernas) NU, sehingga kemaslahatan jama’ah dan jam’iyyah dapat terpelihara dengan baik, demikian harapnya. (Supriyadi/Ma)