Muhyiddin Arubusman: “Saya Tidak Dapat Menjabat Sekjen PKB”
Jumat, 12 September 2003 | 19:15 WIB
Jakarta, NU Online
Sekjen PBNU Muhyiddin Arubusman mengungkapkan bahwa ia tidak dapat memenuhi keinginan Gus Dur untuk menjabat Sekjen PKB yang ditawarkan kepadanya. “Saya sudah menyampaikan hal tersebut secara lisan melalui Sekrataris Dewan Syura Arifin Junaidi karena secara teknis saya belum bisa bertemu dengan Gus Dur.”
Ketika tawaran sekjen tersebut dimunculkan Muhyiddin sedang berada di Mekkah untuk melakukan umroh sehingga tidak bisa bertemu dengan Gus Dur. “Ketika saya berada di luar kota, Gus Dur sedang berada di Jakarta, sedangkan saat ini ketika saya di Jakarta Gus Dur sedang pergi ke Belanda, sehingga saat ini belum bisa bertemu” tambahnya.
<>Muhyiddin menjelaskan bahwa keputusan tersebut telah diambil dengan melalui perenungan yang mendalam. Ia mengungkapkan “Saya merasa kurang pas menduduki jabatan tersebut dan saya merasa lebih tenang berada di PBNU.”
Alasan lain adalah saya sedang melakukan pemulihan kesehatan sehingga jika menerima amanat tersebut, tidak dapat menjalankannya dengan baik karena saat ini sudah dekat dengan masa-masa pemilu sehingga dibutuhkan energi dan stamina yang kuat.
Hal lain yang menjadi pertimbangannya adalah tidak mungkin dilakukan perangkapan jabatan Sekjen di PBNU dan PKB karena dalam AD/ART NU, pengurus harian NU baik di pusat, wilayah, maupun cabang dilarang melakukan perangkapan jabatan sebagai pengurus harian dalam partai politik.
Muhyiddin berpendapat bahwa konflik yang muncul di PKB tersebut timbul karena adanya kemacetan saluran dan para kyai saat ini sedang membuat “emergency exit”. Solusi para kyai tersebut sangat tepat karena hal ini merupakan salah satu bentuk perhatian kyai pada PKB dan untuk itu dibutuhkan kebajikan dari semua pihak agar masalah tersebut cepat selesai.
Berkaitan dengan adanya upaya reposisi kedudukan Saifullah Yusuf, Muhyiddin mengungkapkan bahwa hal ini merupakan masalah internal PKB sendiri dan PBNU tidak dapat campur tangan.(mkf)