Jakarta, NU Online
Ledakan bom di gedung Komisi Pemilihan Umum (KPU) kemarin membawa kisah tersendiri bagi ketua PBNU, HM.Rozy Munir. Dirinya mengakui sudah dua kali berada di dekat bom yang meledak. Karena itu, dia merasa diintai bom. "Ke mana saja (rasanya) dicium bom," ujarnya sambil tersenyum di sekretariat ICIS, gedung PBNU lt V.
Wakil ketua Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu) itu baru saja hendak menikmati hidangan nasi kotak di ruangan rapat pleno lantai dua gedung KPU, saat ledakan terjadi. Dia tiba di KPU sekitar pukul 12.40 setelah mengikuiti pertemuan dengan sejumlah Panwaslu kabupaten/kota di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta Timur.
<>"Begitu mendengar ledakan itu, saya langsung turun mencari tahu sumber ledakan," jelasnya. Sehingga, dalam hitungan menit, wajah ketua IPADI itu muncul di acara breaking news salah satu televisi swasta yang menyiarkan terjadinya ledakan bom tersebut. "Melihat saya di televisi, anak saya langsung menelepon," tegasnya. Tidak hanya itu. Rekannya di PB NU juga menanyakan masalah yang terjadi. "Malahan, ada kerabat saya yang menelepon dari Amerika," katanya.
Bagi Rozy, ledakan bom di KPU tersebut mengingatkan kejadian serupa di Hotel JW Marriott, Jakarta, 5 Agustus 2003. Saat itu, dia nyaris menjadi korban ledakan bom berkategori high explosive (berdaya ledak tinggi) tersebut. Dalam peristiwa yang menewaskan sekitar 15 orang dan melukai sedikitnya 147 orang itu, Rozy terkena percikan bom di keningnya, hingga beberapa hari balutan perban ikut menyertainya.
Dia sempat dirawat dan akhirnya diperbolehkan pulang. Pada peristiwa bom Marriott, Rozy saat itu baru meninggalkan hotel berbintang lima di kawasan Kuningan, Jaksel, tersebut. "Karena pengalaman Marriott itu, banyak yang menelepon agar saya berhati-hati," ungkapnya. Seandainya tidak meninggalkan acara di Asrama Haji Pondok Gede, mungkin dia tidak akan menjadi "sasaran" bom KPU. "Karena itu, saya juga berpikir kok dicium (bom) terus," kelakarnya.
Dia merasa bersyukur bom di KPU berdaya ledak kecil, sehingga tidak menimbulkan korban. Meski demikian, dirinya tak habis pikir karena sampai dua kali mengalami ledakan bom secara langsung.(ipol/cih)