Menteri Kesehatan Republik Indonesia Siti Fadilah Supari mengeluhkan hegemoni asing di bidang kesehatan. Pihaknya menyerukan perlawanan terhadap hegemoni asing, sebab menurutnya kesehatan merupakan pintu yang paling berbahaya bagi orang asing untuk menguasai suatu bangsa.
Untuk menghancurkan negara-bangsa, katanya, tidak perlu menggunakan bom, melainkan dengan menyebarkan virus berbahaya yang dapat memusnahkan kehidupan warganya, terutama anak muda dan balita.<>
Terkait hal itu, Menkes menyebut ada beberapa negara yang hancur karena kaum muda dan balitanya musnah terserang HIV AIDS.
"Kita ingin merangkul seluruh rakyat agar menjadi lebih terberdaya, selanjutnya bisa melindungi rakyat dari hegemoni asing melalui terentuknya desa siaga," katanya saat berbicara di hadapan ratusan aktivis desa siaga se-Jawa Tengah dan DIY, dalam acara Workshop dan konferensi Dewan Kesehatan rakyat (DKR) Magelang, Jawa Tengah, Rabu (31/7).
Misi desa siaga, katanya tidak sekedar menyehatkan masyarakat secara fisik. Lebih dari itu, untuk menyehatkan perasaan kebangsaan yang sehat, bermartabat, dab berdaulat. "Jangan mau diatur orang asing. Jangan mau dibodohi karena kita sudah terlalu lama dibodohi," cetusnya.
Desa siaga, katanya, akan berfungsi optimal dengan mempelopori masyarakat pedesaan menjadi lebih mandiri dan bermartabat, sehingga mampu melindungi diri sendiri. "Bangsa yang sehat, pastilah memiliki kepribadian dan mampu berdiri di atas kakinya sendiri. Saya ingin rakyat jadi subyek di negerinya sendiri, tidak melulu jadi obyek. Bagi saya, yang paling utama adalah kesehatan rakyat," ujarnya.
Menurutnya, selama ini hegemoni asing terhadap bangsa Indonesia teramat jahat. Salah satunya dengan adanya NAMRU, semacam laoratorium angkatan laut asing yang keberadaannya mengintervensi asing terhadap kesehatan bangsa. "Padahal ujung-ujungnya, NAMRU lebih banyak madorot dibanding manfaatnya bagi kesehatan rakyat kita. Oleh karenana, dari awal, saya menyerukan supaya NAMRU diusir saja dari bumi Indonesia," tandasnya.
Terkait hal itu, pihaknya sudah menolak permintaan sampel spicemen atau sampel seperti darah untuk penelitian NAMRU. "Namun untuk pengusiran NAMRU, selanjutnya masih dalam proses administrasi di pihak Departemen Luar Negeri (Deplu). Mengenai proses itu, saya sendiri tidak tahu," kata Menkes.
Perlawanannya terhadap intervensi asing, kata, Fadilah, sudah mulai diperjuangkannya sejak pertama kali menjabat Menkes RI di Era Presiden SBY, yakni dengan menolak pinjaman Bank Dunia dan menjadikan rumah sakit yang berbentuk PT menjadi BLU. (ant/sm)