Selama tujuh hari berturut-turut, Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama (LDNU) menyelenggarakan istighotsah dan tahlil serta pembacaan Surat Yasin bersama-sama untuk mendoakan mantan Presiden Republik Indonesia ke-4 KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur).
Acara yang diselenggarakan ba'dal Maghrib ini berlangsung seadanya. Namun untuk hari ketujuh pada hari Selasa (5/1) malam , LDNU berniat menyelenggarakan doa bersama yang dilaksanakan di lantai 1 Gedung Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Jl. Kramat Raya 164 ini dengan jumlah jamaah yang lebih besar<>.
Demikian dinyatakan oleh ketua LDNU KH A. N. Nuril Huda kepada NU Online, Senin (4/1). Menurut Kiai Nuril, sudah semestinya di Gedung PBNU diselenggarakan doa bersama untuk mendoakan arwah mantan Ketua Umum PBNU tiga periode ini. Karena Gedung PBNU telah menjadi markas pengabdian Gus Dur selama puluhan tahun.
"Semoga doa kita semua turut mengantarkan kepergian Gus Dur menghadap Allah dengan tenang. Semoga Allah menerima perjuangan, pengabdian dan amal kebaikan Gus Dur sepanjang hidupnya," tutur Kiai Nuril.
Lebih lanjut Kiai Nuril berharap, seluruh bangsa Indonesia juga turut mendoakan semoga kesalahan-kesalahan dan dosa-dosa Gus Dur sebagai manusia biasa diampunkan oleh Allah SWT.
"Bagaimanapun juga sebagai murid, kita memiliki kewajiban untuk mendoakan pemimpin yang telah mengajarkan kita kepada banyak sekali nilai kebaikan dan perjuangan Islam," terang Kiai Nuril.
Disinggung mengenai dukungan terhadap Gus Dur untuk ditetapkan sebagai pahlawan Nasional, Kiai Nuril menyatakan, Gus Dur sangat pantas mendapatkan penghargaan tersebut.
"Bangsa-bangsa lain dan umat-umat beragama lain saja memberikan apresiasi yang sangat tinggi atas perjuangan Gus Dur, maka kita sebagai umat Islam dan bangsa Indonesia, tentu akan sangat mendukung upaya pemberian penghargaan Pahlawan Nasional kepada Gus Dur," tandas Kiai Nuril. (min)