Jakarta, NU Online
Lajnah Falakiyah Pengurus Besar Nahdlaltul Ulama (PBNU) akan mengkoordinir rukyatul hilal bil fi’li untuk penentuan awal Ramadhan 1431 H di sedikitnya 90 titik rukyat di seluruh Indonesia. Rukyat akan diadakan pada Selasa sore, 29 Sya’ban 1431 H bertepatan dengan 10 Agustus 2010.
“Rukyah akan dilaksanakan oleh seratus dua puluh perukyah bersertifikat nasional di samping para alim ulama ahli rukyah, ahli hisab, nahdliyyin dan pesantren setempat, serta bekerja sama dengan instansi terkait,” kata Ketua Lajnah Falakiyah PBNU KH Ghazalie Masroeri di Jakarta, Senin (2/8) kemarin.<>
Ditambahkan, pihaknya juga akan menerjunkan sebagian anggota pengurus pusat untuk memantau langsung pelaksanaan rukyah di lapangan.
Dalam rilis pers kepada wartawan di Jakarta, Senin kemarin, Lajnah Falakiyah PBNU kembali menegaskan, awal puasa Ramadhan 1431 H masih menunggu hasil rukyatul hilal. Meski NU telah memprediksi awal puasa Ramadhan 1431 H dalam hisabnya beberapa tahun sebelumnya, tetapi bagi NU fungsi hisab tidak dalam posisi menentukan.
“Rukyatlah yang menjadi penentu, dan hisab hanya sebagai pendukung rukyah untuk memperoleh hasil yang berkualitas,” kata Kiai Ghazali Masroeri. (nam)
Lajnah Falakiyah Pengurus Besar Nahdlaltul Ulama (PBNU) akan mengkoordinir rukyatul hilal bil fi’li untuk penentuan awal Ramadhan 1431 H di sedikitnya 90 titik rukyat di seluruh Indonesia. Rukyat akan diadakan pada Selasa sore, 29 Sya’ban 1431 H bertepatan dengan 10 Agustus 2010.
“Rukyah akan dilaksanakan oleh seratus dua puluh perukyah bersertifikat nasional di samping para alim ulama ahli rukyah, ahli hisab, nahdliyyin dan pesantren setempat, serta bekerja sama dengan instansi terkait,” kata Ketua Lajnah Falakiyah PBNU KH Ghazalie Masroeri di Jakarta, Senin (2/8) kemarin.<>
Ditambahkan, pihaknya juga akan menerjunkan sebagian anggota pengurus pusat untuk memantau langsung pelaksanaan rukyah di lapangan.
Dalam rilis pers kepada wartawan di Jakarta, Senin kemarin, Lajnah Falakiyah PBNU kembali menegaskan, awal puasa Ramadhan 1431 H masih menunggu hasil rukyatul hilal. Meski NU telah memprediksi awal puasa Ramadhan 1431 H dalam hisabnya beberapa tahun sebelumnya, tetapi bagi NU fungsi hisab tidak dalam posisi menentukan.
“Rukyatlah yang menjadi penentu, dan hisab hanya sebagai pendukung rukyah untuk memperoleh hasil yang berkualitas,” kata Kiai Ghazali Masroeri. (nam)
