Jember, NU Online
Tak lama lagi, komunitas muslim keturunan di Jember akan memiliki masjid yang cukup representatif. Namanya masjid Cheng Ho. Menurut rencana masjid tersebut akan dibangun di atas tanah yang luas keseluruhannya mencapai 4.850 meter persegi di Kelurahan Sempusari, Kecamatan Kaliwates.
Tanah tersebut merupakan asset Pemkab Jember namun sudah dihibahkan kepada Yayasan Masjid Cheng Ho. “Status tanahnya masih diproses, tapi prinsipnya Bupati Jember sudah setuju tanah itu diberikan kepada kami,” ujar Wakil Ketua PITI Jemebr, Lauw Song Tjai di sela-sela sebuah acara, Selasa (8/3).<>
H Song Tjai –sapaan akrab pengusaha tembakau itu- menambahkan, sebenarnya Yayasan Masjid Cheng Ho sudah lama merencanakan pembangunan masjid tersebut, namun masih terkendala ketersediaan lahan. Namun, akhirnya Pemkab Jember besredia melepaskan tanah yang cukup luas tersebut.
“Tapi itu harus melalui persetujaun DPRD, dan itu pun sudah dilakukan,” jelasnya.
Secara terpisah Ketua DPRD Jember, Saptono Yusuf menegaskan, melalui rapat paripurna internal, pihaknya sudah merekomendasikan pelepasan tanah tersebut kepada PITI.
“Sebelumnya kami menerima permohonan pelepasan tanah dari Bupati, lalu kami melakukan kajian areal, dan akhirnya kami mengeluarkan rekomendasi itu,” ulasnya.
Sementara itu, Kepala Badan Pertanahan (BPN) Kabupaten Jember, Ir H Siswo Prajitno mengungkapkan, sampai saat ini berkas perubahan status tanah calon tempat masjid itu, belum masuk di meja BPN. Kelak, kata Siswo, semua perubahan status tanah yang peruntukannya untuk masjid, maka status kepemilikannya adalah tanah wakaf.
“Jadi kalau memang berkas itu masuk, kami dengan senang hati akan membantunya,” jelas Siswo (ary).
Tak lama lagi, komunitas muslim keturunan di Jember akan memiliki masjid yang cukup representatif. Namanya masjid Cheng Ho. Menurut rencana masjid tersebut akan dibangun di atas tanah yang luas keseluruhannya mencapai 4.850 meter persegi di Kelurahan Sempusari, Kecamatan Kaliwates.
Tanah tersebut merupakan asset Pemkab Jember namun sudah dihibahkan kepada Yayasan Masjid Cheng Ho. “Status tanahnya masih diproses, tapi prinsipnya Bupati Jember sudah setuju tanah itu diberikan kepada kami,” ujar Wakil Ketua PITI Jemebr, Lauw Song Tjai di sela-sela sebuah acara, Selasa (8/3).<>
H Song Tjai –sapaan akrab pengusaha tembakau itu- menambahkan, sebenarnya Yayasan Masjid Cheng Ho sudah lama merencanakan pembangunan masjid tersebut, namun masih terkendala ketersediaan lahan. Namun, akhirnya Pemkab Jember besredia melepaskan tanah yang cukup luas tersebut.
“Tapi itu harus melalui persetujaun DPRD, dan itu pun sudah dilakukan,” jelasnya.
Secara terpisah Ketua DPRD Jember, Saptono Yusuf menegaskan, melalui rapat paripurna internal, pihaknya sudah merekomendasikan pelepasan tanah tersebut kepada PITI.
“Sebelumnya kami menerima permohonan pelepasan tanah dari Bupati, lalu kami melakukan kajian areal, dan akhirnya kami mengeluarkan rekomendasi itu,” ulasnya.
Sementara itu, Kepala Badan Pertanahan (BPN) Kabupaten Jember, Ir H Siswo Prajitno mengungkapkan, sampai saat ini berkas perubahan status tanah calon tempat masjid itu, belum masuk di meja BPN. Kelak, kata Siswo, semua perubahan status tanah yang peruntukannya untuk masjid, maka status kepemilikannya adalah tanah wakaf.
“Jadi kalau memang berkas itu masuk, kami dengan senang hati akan membantunya,” jelas Siswo (ary).
