Kondisi kiblat sebagian masjid di Madiun melenceng sebesar 24 derajat dari arah yang sebenarnya. Hal tersebut terungkap setelah pihak kementrian agama departeman agama kota setempat melakukan pengukuran di sejumalah masjid yang ada di wilayah kota keripik ini.
Kepala Seksi urusan agaman Islam kementrian agama departemen agama kota Madiun, Masruki, mengatakan saat ini pihaknya sudah melakukan pemeriksaan terhadap 28 masjid yang ada di wilayah kerjanya.<>
Rata rata dari hasil pemeriksaan tersebut terbukti bahwa arah dari masjid masjid tersebut melenceng sejauh 24 derajat dari kiblat.
"Kita sudah melakukan pemeriksaan terhadap beberapa masjid dan kita menemukan sebagian masjid tersebut telah melenceng dari kiblat. Namun melencengnya kiblat ini bukan karena perubahan bentuk bumi akibat pergeseran lempeng bumi," ujarnya, Rabu (21/7) seperti dilansir beritajatim.com.
Masruki menjelaskan, bahwa kemiringan kiblat ini lebih disebabkan karena kesalahan saat pembangunan masjid dan musholla. Pasalnya kebanyakan masjid yang dengan sudut kemiringan yang tidak tepat tersebut merupakan masjid masjid lama yang dibuat tanpa mengunakan ilmu falak.
"Kebanyakan masjid yang kurang tepat kemiringanya merupakan banguna lama jadi dalam pembangunanya menyesuaikan kondisi bangunan dan perkiraaan saja. Sehingga jika dihitung benar kiblatnya justru jatuh diwilayah Afrika," jelasnya.
Untuk kiblat di wilayah Madiun sendiri, lanjut Masruki memiliki kemiringan sebesar 24 derajat, 23 menit dari arah barat. Sehingga ia menghimbau agar pihak takmir masjid mau memperbaiki arah kiblat masjid.
"Kita menghimbau agar pihak takmir mau memperbaiki arah kiblat masjid. Karena hal tersebut bisa mempengaruhi sah tidaknya solat itu sendiri," pungkasnya. (mad)