Warta

Kiai Said Bacakan Kasidah Burdah di Hotel Mewah

Sabtu, 2 Oktober 2010 | 04:00 WIB

Jakarta, NU Online
Kasidah burdah atau syair-syair yang memuci keagungan rasulullah biasanya hanya dibaca di lingkungan pesantren atau di masjid dan musholla, tapi kali ini sedikit berbeda. KH Said Aqil Siradj membacakannya di Hotel Borobudur, salah satu hotel mewah di Jakarta dalam pertemuan dengan sejumlah ulama Iran, Jum'at malam.

Ia menjelaskan, rasulullah tidak bisa bersyair, tetapi suka mendengarkan syair. Suatu ketika, rasulullah mendengarkan seorang sahabatnya membacakan sebuah syair yang memuji dirinya. Karena gembira, maka sahabat tersebut diberi sebuah selimut lurik, yang dalam bahasa Arab dinamakan burdah. Sejak saat itulah, syair-syair yang memuji kebesaran dan keagungan Rasulullah disebut Kasidah Burdah.<>

Pengarang Kasidah Burdah yang karyanya paling popular dibaca did Indonesia ialah Al-Bushiri (610-695H/ 1213-1296 M). Nama lengkapnya, Syarafuddin Abu Abdillah Muhammad bin Zaid al-Bushiri.

Kang Said menuturkan, terdapat sebuah cerita, proses penyusunan kasidah ini timbul ketika Al Busyiri sakit keras yang menyebabkan ia tidak bisa jalan. Dalam salah satu tidurnya ia bermimpi bertemu dengan Rasulullah. Selanjutnya, ia membikinkan syair yang memuji keagungan rasulullah. Tak lama kemudian, ia kembali bermimpi bertemu dengan Rasulullah dan membacakan syair tersebut, dan rasulullah suka. Akhirnya ia bisa sembuh dari sakitnya.

Dalam tradisi NU, terdapat keyakinan jika membaca kasidah Burdah, Rasulullah akan memberi syaraat kepada orang yang membacanya, sebagaimana yang diterima oleh Al Busyiri.

“Kalau kelompok lain tidak sependapat dengan keyakinan NU tentang syaraat rasulullah, biarkan saja, biar syafaat tersebut diterima oleh warga NU saja,” katanya. (mkf)


Terkait