Warta

Kiai Nuril: Sekali Lagi, Jangan Bawa NU ke Politik

Kamis, 5 Agustus 2004 | 15:38 WIB

Jakarta, NU Online
Bermunculannya dukungan terhadap capres dan cawapres dari  badan dan lembaga di lingkungan  NU  membuat gerah para tokoh NU sendiri. Ketua LDNU KH Nuril Huda memandang, mereka yang mendukung atas nama lembaga dan badan NU sudah melanggar aturan dan harus ditegur.

"Saya ke Semarang, di sana ada aksi dukung mendukung kepada salah seorang cawapres dari ormas Islam dan pemuda. Saya sangat terkejut, LDNU  dan  badan otonom NU lain dibawa-bawa. Ini menyalahi keputusan PBNU"kata Kiai Nuril kepada NU Online, Kamis malam.

<>

Seperti diberitakan,  beberapa hari lalu sejumlah elemen muda NU atas nama  GP Ansor, Garda Bangsa dan  sejenisnya melakukan aksi  dukung Mega-Hasyim. Tidak lama kemudian, sikap GP Ansor yang diwakili oleh Sekjen Syukur Syabang dibantah oleh Ketua  GP Ansor Munawar Fuad Noeh.

Fuad yang dikenal dekat dengan Susilo Bambang Yudhoyono itu merasa harus melakukan klarifikasi cepat bahwa GP Ansor netral.

"Yang seperti itu  tidak  bisa dibenarkan. GP Ansor jadi jualan murah sesaat. Meski hanya menyatakan netral saja, sesungguhnya dia tidak hanya mengembalikan Ansor ke sikap yang benar,  ini  juga bermakna membendung dukungan ke Mega-Hasyim  dan karena itu dilakukan oleh tim SBY, maka GP Ansor akhirnya jadi tercabik-cabik,"lanjut Kiai Nuril  yang juga anggota komisi VI FKB DPR RI itu.

Kiai Nuril berharap, semua warga NU menghormati keputusan PBNU yang menyatakan tidak mendukung siapapun  dari salah satu calon presiden. "Kita semua harus patuhi peraturan itu demi organisasi NU. Saya sedih sekali melihat tingkah laku politik anak muda kita yang dengan mudah dan seenaknya tidak mengindahkan keputusan organisasi,"ujarnya lagi.

Ia menyarankan, jika harus menjadi bagian dari salah satu capres-cawapres, maka  itu adalah pilihan pribadi  dan tidak boleh sekali-kali membawa NU.

"Saya harus mengatakan ini  karena tidak hanya di Jakarta NU ditunggangi oleh orang NU, tapi di daerah juga  sudah  banyak kader-kader NU membawa-bawa nama NU untuk kepentingan pribadi. Jika tidak diingatkan, saya khawatir, seperti kasus Ansor, akan menghancurkan ukhuwah nahdliyah,"kata Kiai asal Lamongan ini. (MA)


Terkait