Pasuruan, NU Online
Para kiai Nahdlatul Ulama (NU) mendukung langkah Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Timur menutup total kawasan lokalisasi Dolly Surabaya. Pernyataan dukungan disampaikan oleh Rais Syuriyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Mas Subadar dalam acara puncak peringatan Haul ke-30 Almaghfurlah KH Hamid bin Abdullah bin Umar Pasuruan, Kamis (2/2).
Acara dihadiri para kiai NU seperti KH Masduqi Mahfudh, KH Nawawi Abdul Jalil dan sejumlah kiai sepuh, Ketua PCNU Kota Malang KH Marsuki Mustamar dan sejumlah kiai NU di wilayah Pasuruan dan sekitarnya.<>
Kiai Subadar dalam taushiyahnya menyebut praktik yang dilakukan dilokalisasi sebagai dosa yang paling buruk, “dosa yang sejelek-jeleknya dosa,” kata Pengasuh Pesantren Besuk Pasuruan itu.
“Sejak zaman ibu saya gak ada yang menutup lokalisasi. Makanya kalau gubernur dan wakil gubernur mau menutup, ini luar biasa,” kata Kiai Subadar disambut tepuk tangan dukungan dari para jamaah yang hadir.
Sebelumnya Gubernur Jawa Timur Soekarwo dan Wakil Gubernur Saifullah Yusuf yang juga memberikan sambutan dalam peringatan haul itu melaporkan bahwa proses penutupan lokalisasi Dolly sudah berjalan. Secara bertahap para pekerja di lokalisasi ini diarahkan ke luar untuk mendapatkan pekerjaan yang lebih baik.
“Kami arahkan mereka untuk mencari pekerjaan yang lebih baik, kami berikan pelatihan kerja dan sudah adaa beberapa tempat yang menampung mereka. Yang lebih penting kami memberikan pelatihan moral yang melibatkan para kiai dan da’i,” kata Soekarwo.
Saifullah Yusuf mengatakan, penutupan lokalisasi dilakukan melalui tahapan-tahapan tertentu. “Ada yang mengeluh tidak mau berhenti karena anaknya belum lulus sekolah. Jadi kita memaklumi itu. Ternyata sejelek-seleknya mereka masih ada baiknya juga. Mereka juga menanggung beban pendidikan anak,” katanya.
Dalam kesempatan itu Gubernur dan Wakil Gubernur menyampaikan sambutan secara bersamaan di hadapan para kiai dan jamaah. Soekarwo mengatakan, dari 2.700 pekerja dilokalisasi Dolly, saat ini hanya ada 173 orang.
“Langkah ini kita lakukan agar kita mendapatkan dukungan dari para kiai. Kami ingin para kiai dan santri berpartisipasi membangun kota santri Jawa Timur ini,” katanya.
Penulis: A. Khoirul Anam