Warta

Kiai Hasyim Muzadi: Berat Memimpin Indonesia

Kamis, 26 Agustus 2004 | 02:29 WIB

Surabaya, NU Online
Berbicara dihadapan para rektor dan praktisi dalam acara “Dialog Interaktif Menuju Indonesia Masa Depan”; yang diselenggarakan Forum Rektor Indonesia Simpul Jawa Timur di Hyatt Regency Surabaya (25/8), calon Wakil Presiden yang berpasangan dengan Megawati Soekarnoputri, KH A Hasyim Muzadi mengakui sangat berat untuk memimpin Indonesia di masa depan.

Hal ini terjadi karena banyak sekali masalah yang dihadapi bangsa Indonesia, beban masa lalu utamanya hutang luar negeri, juga kedudukan eksekutif yang sejajar dengan legislatif. Dalam pandangan Ketua Umum PBNU non aktif ini, bagi presiden dan wakil terpilih nanti diharuskan membangun hubungan baik dengan semua komponen bangsa.

<>

“Karena itu, saya tidak bisa menjanjikan apa-apa kepada rakyat, namun seandainya terpilih kelak akan senantiasa bekerja keras menata dan membangun negeri ini tentunya dengan dibantu oleh rakyat dan seluruh komponen bangsa lainnya,” tandasnya dihadapan sekitar 500 undangan yang hadir.

Dukungan dari elit partai juga sangat dibutuhkan dalam mengefektifkan jalannya roda pemerintahan. Bagi Kiai Hasyim, sesuai dengan Undang-Undang Dasar 1945, posisi Dewan Perwakilan Rakyat kuat meskipun untuk meng-impeach presiden harus melalui Mahkamah Konstitusi. Kekuasaan membuat undang-undang ada di DPR, begitu pula fungsi budget. Tidak hanya sampai di situ, dalam seleksi pejabat publik seperti Panglima TNI, Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) dan duta besar, maka presiden harus meminta persetujuan dari DPR.

“Karena itu, komunikasi yang baik dengan para elit partai juga sangat mutlak dilakukan agar pemerintahan kelak dapat menjalankan agendanya secara efektif, disamping dipercaya rakyat,” tandas Kiai Hasyim.

Kegiatan yang diselenggarakan Forum Rektor Indonesia Simpul Jawa Timur ini sehari sebelumnya (24/8) juga menampilkan nara sumber Jendral Susilo Bambang Yudhoyono.

Saat Kiai Hayim memberikan presentasi, beliau juga didampingi panelis Prof DR Muhammad Nuh (Rektor Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya) serta Prof DR Hotman Siahaan yang juga Dekan Fakultas Sosial Politik  Unair Surabaya dengan moderator Drs H Anton Priyatno dari Universitas Surabaya(Ubaya).

Usai acara ini, Kiai Hasyim juga menghadiri Silaturrahim Kader Nahdlatul Ulama di Gedung Islamic Center Surabaya. Di tempat yang sama beliau juga melakukan dialog dengan Ikatan Sopir-Sopir Indonesia. Pada kesempatan tersebut, para sopir secara bulat mendukung tekad Kiai Hasyim untuk maju mendampingi Megawati Soekarnoputri.

Sekitar jam 14.00, Kiai Hasyim juga menyempatkan untuk menghadiri pameran foto peristiwa bom Bali karya Budi Sugiharto wartawan dari Detik.com yang diselenggarakan di Galeri Pusat Kebudayaan Prancis (CCCL). Saat didaulat memberikan prakata, Kiai Hasyim mengingatkan bahwa tradisi kekerasan tidak akan menyelesaikan persoalan.

“Tugas semua pihak untuk memberikan kedamaian di muka bumi ini,” katanya. Usai acara, Kiai Hasyim melanjutkan perjalanan menuju Jogjakarta.(s@if)

 


Terkait