Warta

Kiai Diminta Memahami Perbedaan Gus Dur-Hasyim

Jumat, 17 Desember 2004 | 04:35 WIB

Jakarta, NU Online
Para kiai sepuh diminta memahami perbedaan pendapat antara Abdurrahman Wahid alias Gus Dur dan Hasyim Muzadi. Dengan kata lain, pertikaian di antara keduanya jangan sampai menggiring warga Nahdlatul Ulama (NU) terpecah-belah. Permintaan ini disampaikan Ketua Umum PP Muslimat NU Khofifah Indar Parawansa di sela-sela acara konsolidasi eksekutif dan legislatif Partai Kebangkitan Bangsa di Hotel Kartika Chandra, Jakarta Selatan, kemarin.

Menurut Khofifah, perbedaan adalah hal biasa di tubuh organisasi Islam terbesar di Indonesia tersebut. Lantaran itulah, dia optimistis, organisasinya tak akan larut dalam konflik Gus Dur-Hasyim. "Saya rasa semua persoalan yang ada di NU bisa diselesaikan melalui tausiyah," kata Khofifah.

<>

Lebih jauh, Khofifah mengatakan, tak yakin perselisihan Gus Dur-Hasyim akan membelah NU. Bahkan, dia percaya Gus Dur tak akan membentuk NU tandingan. "Yang ingin dibentuk Gus Dur hanya sebuah forum yang bisa menampung semua perbedaan," jelas Ketua Lembaga Pemenangan Pemilu Dewan Pimpinan Pusat PKB ini.

Permintaan nyaris serupa diungkapkan Ketua Umum Gerakan Pemuda Anshor, Saifullah Yusuf. Dia meminta para kiai sepuh untuk lebih dewasa menyikapi perseteruan Gus Dur-Hasyim. "Agar pembentukan lembaga tandingan tidak perlu terjadi," kata Saifullah.

Pertikaian antara Gus Dur dan Hasyim meruncing pasca-Muktamar ke-31 NU. Gus Dur yang diberikan mandataris oleh Kyai Khos untuk mengembalikan NU sesuai dengan mandat Khittah 1926, dalam forum muktamar mengalami kekalahan. Semua calon yang dijagokan Gus Dur untuk memimpin NU "pudar" di bawah bayang-bayang Hasyim dan Sahal Mahfudz. Buntut dari itu, mantan Ketua PBNU tiga periode ini berencana menggelar muktamar luar biasa NU dan membentuk organisasi baru. (l6/cih)
 


Terkait